Thursday, October 19, 2017

Komunikasi dalam Meningkatkan Motivasi Kinerja Pegawai

PROPOSAL
KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS 

A.       Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok atau organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan hal penting untuk kelangsungan kelompok yang terdiri dari atasan dan bawahannya.
Komunikasi penting untuk sistem pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk  mengarahkan, memotivasi, memonitor atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen dapat berjalan lebih efesien dan lancar, yang dimonitor atau yang diatur dalam sistem pengendalian manajemen adalah kinerja dari perilaku manajer di dalam mengelola suatu organisasi.
Dalam sebuah organisasi, setiap orang yang terlibat di dalamnya ketika melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya baik selaku pimpinan diberbagai tingkatan maupun para staf, agar pekerjaannya dapat terlaksana dengan lancar dan harmonis untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati dan ditetapkan, maka unsur kerjasama harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan terjadinya proses kerjasama maka unsur komunikasipun akan tercipta, karena apapun bentuk instruksi, informasi dari pimpinan ke bawahan maupun sebaliknya, telaahan, masukan, laporan dari bawahan ke pimpinan, antara sesama bawahan senantiasa dilakukan melalui proses komunikasi. Semua aktivitas kebanyakan dicakup dalam komunikasi, di mana komunikasi merupakan dasar bagi tindakan dan kerja sama.[1]
Motivasi kerja pegawai merupakan salah satu aspek yang penting diperhatikan dalam pengelolaan sumber daya manusia suatu organisasi agar dalam pelaksanaan organisasi dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditatapkan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dengan tingkat motivasi kerja yang tinggi akan diperoleh penampilan kerja yang tinggi pula dan memberikan andil besar dalam pencapaian tujuan organisasi. Dengan motivasi diharapkan tidak melalaikan tugas/kewajiban yang telah dipercayakan oleh organisasi tempat kerja.
Untuk dapat memelihara dan meningkatkan motivasi kerja pegawai dalam suatu instansi bukanlah pekerjaan yang mudah dalam pelaksanaannya, mengingat masalah pegawai memiliki permasalahan yang kompleks berkaitan hasrat kemanusiaan dengan banyak  faktor  yang saling berpengaruh baik secara internal maupun secara eksternal.
Puskesmas adalah suatu unit pelayanan kesehatan yang merupakan ujung tombak dari pelaksanaan program kesehatan berfungsi dalam memberikan pelayanan dasar bermutu secara merata kepada masyarakat, oleh karena itu mutu pelayanan diberikan sebaiknya sesuai dengan program kesehatan.
Puskesmas sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang berada digaris terdepan dibidang kesehatan masyarakat, juga tidak luput dari pentingnya komunikasi. Pimpinan puskesmas selaku pimpinan bertanggung jawab lansung terhadap berfungsinya komunikasi secara kondusif antara dirinya selaku komunikator dengan para staf administrasi selaku komunikan, yang menjadi persoalan sebenarnya bukan apakah manajer berkomunikasi atau tidak, karena komunikasi merupakan bagian dari fungsi organisasi. Persoalan sebebenarnya adalah apakah manajer dapat berkomunikasi dengan baik atau tidak. Dengan kata lain, komunikasi sendiri tidak dapat dielakkan dalam setiap fungsi organisasi.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas jelaslah bahwa pesan yang disampaikan oleh pimpinan selaku komunikator kepada para staf selaku komunikan tidak lain tujuannya adalah sebagai upaya untuk merubah pemikiran, sikap dan prilaku para staf agar mau melakukan pekerjaan organisasi sebagaimana mestinya melalui komunikasi yang diciptakan oleh pimpinan.
Berdasarkan pengamatan sementara, bahwa peran kepemimpin Puskesmas Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat daya masih tergolong kurang maksimal dalam memotivasi kinerja pegawainya. Pemimpin belum sepenuhnya menggunakan kewenangannya dengan baik. Hal tersebut terlihat dengan adanya pembagian tugas yang belum merata. Masih dijumpai sejumlah pegawai yang mempunyai kinerja rendah dibiarkan tanpa mendapat teguran atau sanksi tegas. Sementara itu ada pegawai yang diberi tugas dan tanggung jawab banyak menjadi kurang fokus terhadap pekerjaan yang diberikan pimpinan. Akibatnya pegawai bekerja tidak sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya, sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Dengan adanya hal tersebut, komunikasi sangat dibutuhkan antara pegawai dengan pimpinan maupun antara sesama pegawai. Komunikasi dipandang sebagai suatu proses yang perananya sangat besar, karena komunikasi yang terjadi didalam suatu organisasi nantinya juga akan mempengaruhi kegiatan organisasi, seperti efisiensi kerja, kepuasan pegawai dan lainnya. Komunikasi memberikan penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik karyawan mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar. Apabila terjadi kesalahan dan hambatan yang terjadi dalam komunikasi akan menyebabkan kinerja organisasi perusahaan terhambat, begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat, puskesmas Kecamatan Manggeng harus selalu meningkatkan kinerja sumber daya manusianya secara efisien dan efektif. Dalam hal ini peran kepemimpinan sangat diperlukan, dengan menjaga komunikasi yang baik antara pegawai dan pimpinan maupun antara sesama pegawai. Selain itu lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik di dalam suatu organisai sangat penting untuk diperhatikan oleh pemimpinnya.
Mengingat betapa pentingnya peran kepemimpinan, komunikasi dan lingkungan kerja terhadap motivasi kinerja pegawai di Puskesmas Manggeng, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul: "Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan Motivasi Kinerja Pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya".
B.       Rumusan Masalah
Berangkat dari permasalahan di atas maka perumusan masalah yang digunakan dalam penelitian berikut adalah:
1.      Bagaimana bentuk komunikasi organisasi pada Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya?
2.      Bagaimana motivasi kinerja pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya?
3.      Bagaimana pengaruh komunikasi organisasi dalam meningkatkan motivasi kinerja pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya?
4.      Apa saja kendala dalam komunikasi organisasi untuk meningkatkan motivasi kinerja pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya?

C.       Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.     Untuk mengetahui bentuk komunikasi organisasi pada Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya
2.  Untuk mengetahui motivasi kinerja pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya
3. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi organisasi dalam meningkatkan motivasi kinerja pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya
4.    Untuk mengetahui kendala dalam komunikasi organisasi untuk meningkatkan motivasi kinerja pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya

D.      Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:
1.      Bagi Lembaga (Puskesmas Manggeng), Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan penetapan kebijakan bagi lembaga untuk meningkatkan kinerja pegawai di Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya
2.      Bagi Peneliti, Mempraktekkan teori-teori yang diterima selama perkuliahan untuk diterapkan pada realita yang ada pada lembaga serta menambah pengetahuan penulis.
3.      Bagi Universitas, Untuk menambah perbendaharaan pengetahuan mengenai pengaruh komunikasi organisasi dalam meningkatkan motivasi kinerja pegawai puskesmas
4.      Bagi Pihak Lain Sebagai bahan untuk memperkaya khasanah perpustakaan sehingga dapat dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian sejenis di kemudian hari.

E.       Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.[2] Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel adalah inti atau obyek yang akan menjadi titik perhatian dalam sebuah penelitian.
  1. Variabel Independen:
Variabel bebas yaitu variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).[3] Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah komunikasi organisasi. Selanjutnya dalam penelitian ini dinamakan variabel (X).
  1. Variabel Dependen:
Pengertian variabel terikat yaitu variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.[4] meningkatkan motivasi kinerja pegawai. Selanjutnya dalam penelitian ini danamakan variabel (Y).


F.        Kajian Pustaka
1.      Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.[5] Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik  putus vokal, dan sebagainya. Aktivitas komunikasi ada di mana-mana dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam berhubungan dengan orang lain agar dapat mencapai tujuan.
Secara harfiah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang berarti padauan dari bagian-bagian yang satu sama yang lainnya saling bergantung.[6] Ada juga pendapat lain bahwa organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komuniksi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi orang-orang yang sama level/ tingkatannya dalam organisasi, keterampilan dalam berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.[7] Dalam pendapat yang lain disebutkan bahwa pengertian komunikasi organisasi adalah perilaku perorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.[8]
Secara umum pengertian komunikasi organisasi adalah hubungan timbal balik antar individu dalam konteks organisasi serta adanya saling kebergantungan antara anggota organisasi tersebut. Komunikasi Organisasi tersebut biasanya mencakup pembahasan mengenai struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta perilaku dan budaya dalam sebuah organisasi. Secara spesifik, komunikasi organisasi meliputi arus pesan dalam suatu jaringan organisasi baik vertikal maupun horizontal, dengan sifat komunikasi saling ketergantungan.
2.      Motivasi
Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Menurut Djali bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu.[9] Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.[10]
Menurut Omar Hamalik menjelaskan bahwa fungsi motivasi adalah sebagai berikut:
        a            Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan timbul perbuatan
        b            Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
        c             Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.[11]

Dengan demikian, dapat dipahmi bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam proses meningkatkan kinerja kerja seseorang baik bagi pimpinan maupun maupun karyawan. Bagi kepala/ pimpinan mengetahui motivasi belajar dari pegawai sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat kerja pegawai/ bawahan. Bagi pegawai/bawahan motivasi dapat menumbuhkan semangat bekerja sehingga terdorong untuk melakukan kegiatan kerjanya dengan baik dan maksimal.
3.      Pengaruh Komunikasi Organisasi dalam Meningkatkan Motivasi
Korelasi antara komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Komunikasi mempertanyakan bentuk apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dan lain sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat proses komunikasi dilancarkan.
Komunikasi berperan penting dalam menjembatani manusia dalam berhubungan antara satu dengan yang lainnya baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam bermasyarakat. Komunikasi dalam suatu organisasi juga merupakan hal utama yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi disebut dengan komunikasi organisasi. Bahkan komunikasi organisasi jauh lebih penting dari pada keterampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif.[12]
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa komunikasi  sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi yang mampu mengembangkan sikap anggota untuk merubah pola pikir dan pola perilakunya sehingga sejalan dengan apa yang menjadi tujuan dari organisasi tersebut. Semua kegiatan organisasi diawali dengan lalu lintas komunikasi, seperti proses penetapan visi dan misi, tujuan, pemberian tugas sampai pelaporan dilakukan melalui komunikasi. Maka  oleh karena itu komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi,  gagasan maupun pendapat dari setiap anggota organisasi guna mencapai kesamaan makna.
Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan tertentu. Apabila semua bawahan dan atasan dapat berinteraksi dengan baik, maka seluruh kesalahpahaman yang beresiko mungkin akan berkurang, karena tiap manusia mempunyai cara penyampaian komunikasi yang berbeda-beda secara verbal. Dengan demikian semua pelaku organisasi harus berbicara, bertindak satu sama lain guna untuk membangun suatu lingkungan kondusif dan mengetahui situasi-situasi yang akan terjadi diluar dugaan karena kesalahan komunikasi sekecil apapun pasti akan berakibat fatal.
Menurut Malayu Hasibuan menjelaskan bahwa motivasi sangat penting karena ia adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan kepada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan. Artinya, dalam memotivasi karyawan agar mampu melakukan pekerjaannya secara efektif dan efesien diperlukan campur tangan atasan sebagai seorang pendorong atau memotivasi karyawan untuk bekerja.[13]
Husnan dan Heidjrachman menyatakan bahwa pimpinan menginginkan bawahannya telah menjalankan tugas yang diberikan dengan baik. Tetapi jika pekerjaan yang diberikan tidak terlaksana dengan baik, maka menjadi tugas dari seorang pimpinan untuk bisa memberikan motivasi (dorongan) kepada bawahannya agar bisa bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan.[14] Memberikan motivasi tentunya harus dengan menggunakan komunikasi yang baik agar dapat memberikan dampak pada yang diberikan motivasi tersebut.
Dengan demikian, maka penerapan komunikasi dalam organisasi merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan atasan karena komunikasi merupakan alat bagi atasan untuk menjalankan organisasi. Komunikasi antara atasan dan bawahan berupa petunjuk, pengarahan dan saran, akan memudahkan karyawan untuk bekerja secara efektif dalam penyelesaian pekerjaannya. Melalui komunikasi timbal balik antara atasan dan bawahan dapat menjadi suatu motivasi bagi para karyawan dalam bekerja produktif.
G.      Metode Penelitian
  1. Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian
Proses dan pelaksanaan penelitian ini berfokus dan beruang lingkup pada komunikasi organisasi dan motivasi pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya, yang meliputi pelaksanaan atau manajemen kepala dalam memotivasi atau meningkatkan kinerja pegawai.
  1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif, artinya pendekatan yang berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamanya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan beserta pemecahan yang diajukan untuk memperoleh kebenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris dilapangan. Menurut Ahmad Tanzeh dan Suyitno yang dimaksud penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menitik beratkan pada penyajian data yang berbentuk angka atau kualitatif yang diangkakan (scoring) yang menggunakan ststistik.[15]
Dengan kata lain, dalam penelitian kuantitatif peneliti berangkat dari paradigma teoritik menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan. Penelitian kuantitatif bertumpu sangat kuat pada pengumpulan data berupa angka hasil pengukuran. Karena itu dalam penelitian ini statistik memegang peran penting sebagai alat untuk menganalisis jawaban masalah.
  1. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.[16] Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Puskesmas Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya yang semuanya berjumlah 86 orang. Populasi tersebut termasuk dalam kategori besar yang tidak memungkinkan bagi penulis untuk meneliti semuanya, sehingga penulis harus mengambil sampel dari populasi tersebut.
Sampel adalah sebagian atau wakil dari jumlah populasi yang diteliti.[17] Sampel penelitian yang digunakan adalah sampel bertujuan atau purposivesample. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sebagian dari pegawai puskesmas untuk dijadikan sebagai sampel atau objek penelitian, yaitu sebanyak 30 orang.
  1. Teknik pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka ada beberapa metode yang peneliti pergunakan, yaitu:
                       a       Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang nampak pada obyek penelitian.[18] Tehnik ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan komunikasi organisasi dalam meningkatkan motivasi kinerja pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya.
                      b       Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[19] Tehnik ini penulis gunakan sebagai suatu cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab, baik dengan kepala maupun dengan pegawai-pegawai lainnya dalam lingkungan Puskesmas Manggeng.
                       c       Metode Angket
Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.[20]
Metode angket ini digunakan untuk mencari data atau informasi tentang pengaruh komunikasi organisasi dalam meningkatkan motivasi kinerja pegawai Puskesmas Manggeng.
                      d       Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen berati barang-barang tertulis. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.[21]
Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data tentang:
1)   Keadaan Puskesmas Kecamatan Manggeng Aceh Barat Daya
2)   Visi misi Puskesmas Manggeng
3)   Struktur organisasi Puskesmas Manggeng

H.      Daftar Pustaka                                                                                               

[1]A. W. Widjaya dan M. Arsyik Hawab, Komunikasi, Administrasi, Organisasi dan Manajemen dalam Pembangunan, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hal. 47.
[2]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 117
[3]Sugiyono, Metode Penelitian..., hal. 59.
[4]Sugiyono, Metode Penelitian..., hal. 59.
[5]Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), hal. 13.
[6]Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap, (Jakarta: Grasindo, 2011), hal. 1
[7]Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 65.
                [8]R.Wayne Pace dan Don F Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 33.
[9]Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 101.
[10]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 34.
[11]Omar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal. 161.
[12]R.Wayne Pace dan Don F Faules, Komunikasi Organisasi..., hal. 148.
[13]Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),      hal. 141.
[14]Suad Husnan, dan Ranupandojo Heidjrachman, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002), hal. 197.
[15]Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-dasar Penelitian, (Surabaya: Lembaga Kajian Agama dan Filsafat (eLKAF), 2006), hal. 45.
[16]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 130.
[17]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 131.
[18]Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yokyakarta: Gajah Mada Press, 1993), hal. 100.
[19]Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2005),          hal. 186.
[20]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 139.
[21]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 236.

No comments:

Post a Comment