Thursday, October 19, 2017

Makalah Percaya Diri

2.3.2. Percaya Diri
Rasa percaya diri adalah keyakinan pada kemampuan sendiri, keyakinan pada adanya suatu maksud di dalam kehidupan, dan kepercayaan bahwa dengan akal budi mereka akan mampu melaksanakan apa yang mereka inginkan, rencanakan dan harapkan. Rasa percaya diri penting untuk berpartisipasi dalam kehidupan publik, seperti halnya ketika bergabung dengan suatu masyarakat yang didalamnya terlibat di dalam suatu aktivitas atau kegiatan, rasa percaya diri meningkatkan keefektifan dalam aktivitas atau kegiatan.
            Kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup dan berhubungan dengan kemampuan melakukan sesuatu dengan baik. Dengan kepercayaan diri yang baik seseorang akan dapat mengaktualisasikan potensi-potensi yang ada dalam dirinya (Kadek, 2011 : 130). Supriyo (2008:45) mendefinisikan percaya diri sebagai “perasaan yang mendalam pada batin seseorang, bahwa ia mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya, keluarganya, masyarakatnya, umatnya, agamanya, yang memotivasi untuk optimis, kreatif dan dinamis yang positif”. Pendapat lain disampaikan oleh Hambly (1995:3) sebagaimana dikutip oleh Syaifullah (2010:49) bahwa percaya diri merupakan keyakinan yang kuat dalam diri yang berupa perasaan dan anggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik sehingga memungkinkan individu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan.
2.3.2.1. Ciri-ciri Individu yang Memiliki Rasa Percaya Diri
Seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan terlihat dalam setiap tindakan dan sikap yang ia lakukan. Fatimah (2008:149-150) menyebutkan beberapa karakteristik individu yang percaya diri sebagai berikut:
1.   Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan ataupun hormat orang lain
2.  Tidak terdorong untuk menunjukan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok
3.      Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri
4.   Punya pengendalian diri yang baik. Pengendalian diri yang baik akan menentukan seseorang berhasil atau tidaknya bergabung dalam masyarakat.
5.   Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung/mengharapkan bantuan orang lain, mempunyai cara pandang positif terhadap diri sendiri dan orang lain dan situasi di luar dirinya)
6.      Memiliki harapan yang realistis terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
Schwartz (2008:88) menyampaikan beberapa ciri orang yang bertindak dan berpikir dengan penuh percaya diri adalah “(a) berani duduk di kursi terdepan, (b) mampu mengadakan kontak mata, (c) berjalan 25% lebih cepat, (d) berani menyampaikan pendapat dalam rapat atau forum lain, dan (e) menampilkan rasa percaya diri dengan tersenyum”.
Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa individu yang memiliki kepercayaan diri tinggi memiliki ciri-ciri (a) meyakini kemampuan diri dan mampu memanfaatkannya, (b) berani menghadapi permasalahan dan tidak takut untuk gagal, (c) berani menerima penolakan, (d) tidak mudah menyerah, (e) mampu mengendalikan diri, (f) memiliki harapan yang realistis terhadap dirinya sendiri, (g) mampu menyampaikan pendapat ketika dalam diskusi atau rapat, dan (h) memiliki penampilan yang penuh keyakinan.
2.3.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Ghufron, 2011 : 27-30):
a. Faktor internal, meliputi:
1.     Konsep diri. Terbentuknya percaya diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Individu yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya individu yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
2.    Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Individu yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain. Individu yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi individu yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.
3.     Kondisi fisik. Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada rasa percaya diri. penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang.
4.      Pengalaman hidup. Kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan. Apalagi jika pada dasarnya individu memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.
b. Faktor eksternal meliputi:
1.   Pendidikan. Pendidikan mempengaruhi percaya diri individu. Tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.
2.   Pekerjaan. Bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.
3.  Lingkungan. Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada individu, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi konsep diri, harga diri dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan pengalaman hidup.
2.3.2.3. Aspek-aspek Rasa Percaya Diri
            Menurut Lauster (dalam Ghufron, 2011) anak yang memiliki rasa percaya diri positif adalah:
1.    Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif anak tentang dirinya bahwa anak mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.
2.   Optimis yaitu sikap positif anak yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuannya.
3.   Obyektif yaitu anak yang percaya diri memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
4.    Bertanggung jawab yaitu kesediaan anak untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
5. Rasional yaitu analisa terhadap sesuatu masalah, sesuatu hal, sesuatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.
Menurut Kumara (dalam Isaningrum, 2007) individu yang memiliki rasa percaya diri merasa yakin akan kemampuan dirinya, sehingga bisa menyelesaikan masalahnya karena tahu apa yang dibutuhkan dalam hidupnya, serta mempunyai sikap positif yang didasari keyakinan akan kemampuannya. Individu tersebut bertanggung jawab akan keputusannya yang telah diambil serta mampu menatap fakta dan realita secara obyektif yang didasari keterampilan.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki rasa percaya diri yaitu diantaranya memiliki rasa keyakinan akan kemampuan diri, optimis, obyektif, bertanggung jawab serta memiliki pemikiran rasional.

No comments:

Post a Comment