Setiap peserta rapat haruslah
mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain tanpa menyela orang yang sedang
mengemukakan pendapat. Bila tidak setuju dengan pendapat yang dikemukakan,
peserta lain boleh menanggapinya tetapi dengan cara yang sopan dan tidak
mengandung unsur emosi karena hanya kan menimbulkan permasalahan. Berjiwa besar serta lapang dada
melaksanakan hasil keputusan dengan rasa penuh tanggung jawab.
Persamaan hak dalam penyelesaian permasalahan dengan bermusyawarah ialah bahwa seluruh peserta musyawarah
diberikan hak yang sama untuk
mengemukakan pendapatnya. Mereka diberikan kebebasan untuk mengungkapkan ide
atau gagasan tanpa ada paksaan atau
tekanan dari pihak lain.[1]
Musyawarah
atau mufakat harus dibiasakan dalam setiap pengambilan keputusan bersama. Upaya
mencapai kata mufakat bukanlah perkara yang mudah. Tercapainya mufakat
membutuhkan pengorbanan dari semua pihak. Pihak yang merasa pendapatnya tidak
dilaksanakan harus bisa berlapang dada dan mau mematuhi serta melaksanakan
keputusan yang diambil dalam rapat, meskipun secara pribadi tidak mendukung
keputusan yang telah ditetapkan bersama.
Agar
kata mufakat dapat dicapai dengan baik maka masing-masing pihak yang
bermusyawarah harus bisa menyadari hal-hal sebagai berikut:
- Masalah
yang dihadapi adalah masalah bersama
- Setiap
anggota musyawarah mempunyai kedudukan yang sama sehingga mempunyai peran
yang sama dalam penyelesaian masalah.
- Musyawarah
adalah untuk kepentingan bersama sehingga kepentingan bersama harus
didahulukan dari pada kepentingan pribadi maupun golongan.
Setelah
keputusan diambil dalam musyawarah, maka keputusan itu bukan menjadi milik
perorangan, tetapi sudah menjadi milik bersama. Keputusan bersama harus
dipatuhi dan dilaksanakan bersama. Akibat dari keputusan itu juga menjadi
tanggung jawab bersama. Jika hasil pelaksanaan membawa kebaikan, maka kebaikan
tersebut menjadi milik bersama. Dan sebaliknya, jika pelaksanaan hasil
muyawarah tidak sesuai dengan yang diinginkan maka resiko itu harus dipertanggungjawabkan
secara bersama-sama. Keputusan bersama merupakan hasil dari keputusan yang
diambil dalam musyawarah, atau merupakan kesepakatan bersama yang diperoleh
dari musyawarah. Keputusan bersama tersebut dapat berupa keputusan secara lisan
maupun tertulis.[2]
Musyawarah
kebanyakan dalam masyarakat dilakukan secara langsung (tatap muka), artinya
masyarakat bertemu dalam satu waktu dan ruang untuk mendiskusikan sesuatu
secara bersama. Karena antara yang satu dengan yang lainnya saling bertatap muka,
maka dapat mempererat hubungan dalam masyarakat. Karena ketika melakukan tatap
muka, secara otomatis masyarakat akan memperhatikan satu sama lainnya dan dapat
meningkatkan keingin tahuan untuk saling mengerti, memahami dan mengenal.
Kemudian dalam tatap muka juga dapat membentuk pribadi, mengenal lebih dalam
jati diri karena mendapatkan kritik dan saran atas pendapat yang diberikan,
sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, dalam tatap muka
dapat secara bersama-sama mempelajari permasalahan yang ada, sehingga dapat
bertukar pikiran dan mendapatkan feedback secara langsung dan cepat. Tetapi
jika tidak berhati-hati ketika melakukan musyawarah secara langsung, yang
terjadi adalah konflik. Misalnya ketika memberikan pendapat dan pendapat tersebut
tidak diterima dengan baik. Mungkin saja dari cara anggota lain menanggapi
pendapat kurang sopan atau terlalu memaksakan pendapat harus diterima. Hal ini
dapat mengakibatkan konflik, tidak hanya konflik mulut tetapi sampai pada
konflik fisik. Sehingga sebaiknya antar anggota dapat saling memahami satu sama
lain, tidak mementingkan egonya masing-masing, tetapi memperhatikan kepentingan
bersama.
Musyawarah
secara khusus dapat mempengaruhi masyarakat dalam kehidupan politik, ekonomi,
sosial dan budaya. Dalam kehidupan ekonomi dan politik, musyawarah sangat
diperlukan untuk mengurangi terjadinya kesalahpahaman penggunaan jabatan dan
uang. Seperti yang diketahui, sekarang telah banyak terjadi kasus korupsi dari
para pejabat. Hal ini dapat terjadi karena adanya persaingan antara yang satu
dengan yang lain, yang kurang mengenal satu sama lain. Selain itu, seharusnya
ketika mengambil keputusan dalm penggunaan uang, sebaiknya hal tersebut dapat
dimusyawarahkan dengan baik untuk pengurangan kasus korupsi. Kemudian dalam
kehidupan sosial, kehidupan sosial merupakan lingkungan pertama yang diadapi.
Lingkungan sosial yang pertama yaitu keluarga, kemudian sekolah, tempat tinggal
dan selanjutnya. Dalam kehidupan sosial, karena telah banyak mendapatkan
informasi, maka terkadang hal tersebut justru mengakibatkan timbulnya prasangka
buruk yang kemudian ketika dalam kehidupan bermasyarakat menyebabkan
kesalahpahaman. Disinilah peran pemimpin masyarakat untuk mengajak warganya
untuk bermusyawarah ketika terjadi kesalahpahaman. Selanjutnya musyawarah dalam
kehidupan budaya, budaya biasanya menjadi hal yang sangat sensitif untuk
dibicarakan, sehingga terkadang ketika mengalami kesalahpahaman mengenai
kebudayaan, seseorang akan lebih cepat emosi dalam menanggapinya. Perbedaan budaya
di Negara kita sebaiknya dapat menjadi keragaman, tetapi terkadang kebudayaan
tersebut justru menjadi suatu hal yang sangat mengancam untuk masing-masing
kelompok budaya. Terjadinya hal ini karena kurangnya pemahaman antara yang satu
dan yang lainnya. Maka sebaiknya musyawarah dilakukan untuk mencapai
kepentingan bersama yang tidak merugikan pihak manapun.
Tidak
setiap orang mampu bermusyawarah dengan orang lain. Hanya orang yang di dalam
jiwanya telah tumbuh nilai mawaddah
dan mahabbah-lah yang mampu menyimpan
egonya untuk mendengarkan saran dan nasihat orang lain. Orang yang selalu
membiasakan musyawarah tidak akan pernah menyesal atas setiap keputusan yang
diambilnya, karena ia merupakan saripati dari pemikiran dan pertimbangan yang
matang.[3]
Dengan
demikian, maka dalam bermusyawarah setiap orang atau peserta musyawarah harus
menjunjung etika, menghargai pendapat orang lain, mengakui kelemahan diri
sendiri, dan mengakui kelebihan orang lain. Orang yang bermusyawarah harus
mampu menahan diri dari sikap ingin menang sendiri. Pertukaran pendapat dan
argumentasi dalam musyawarah hanya dimaksudkan untuk meraih kebaikan.
Karenanya, tidak ada kelompok yang kalah atau menang. Kemenangan adalah ketika
keputusan terbaik telah dihasilkan oleh musyawarah. Di sinilah pentingnya
pemahaman setiap peserta terhadap fungsi dan esensi musyawarah yang lebih
mengedepankan sikap saling pengertian daripada perdebatan yang berkepanjangan.
[1]http://ulie-pinoppy.blogspot.com/2010/05/keputusan-bersama.html,
Diakses Tanggal 21 Mei 2015.
[2]http://ulie-pinoppy.blogspot.com/2010/05/keputusan-bersama.html,
Diakases Tanggal 21 Mei 2015.
[3]https://www.facebook.com/EightishadBlog/posts/581630705226476,
Diakses Tanggal 26 Mei 2014.
No comments:
Post a Comment