Saturday, October 21, 2017

Peran Abu Bakar Pada Masa Nabi Muhammad Saw

1.      Pembelaan Abu Bakar Ash-Shiddiq Terhadap Nabi
Allah Swt telah menjadikan Abu Bakar sebagai sahabat dan tokoh di samping Muhammad Saw yang berperan besar terhadap penyebaran dan perkembangan Islam pada awal-awal kelahirannya. Dalam diri Abu Bakar terdapat seluruh kualitas seorang sahabat sejati, berupa kesetian, kejujuran, kecerdasan, kesabaran, dan kesetiakawanan yang tidak bisa hilang dalam keadaan apapun. Dalam dirinya pula, Nabi Muhammad SAW merasa tenang menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai Nabi dan Rasul. Jika persahabatan adalah jodoh, maka Abu Bakar adalah orang yang berjodoh dengan Nabi Muhammad SAW
Setelah diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW teringat pada Abu Bakar dan kecerdasan otaknya. Lalu, diajaknya Abu Bakar menganut ajaran tauhid. Tanpa ragu, Abu Bakarpun menerima ajakan ini. Sejak itu, terjadilah hubungan yang lebih akrab di antara keduanya. Kemudian, keimanan Abu Bakar makin mendalam, dan kepercayaannya kepada Nabi Muhammad SAW dan risalah yang dibawa beliaupun bertambah kuat. Hal ini sepertiyang dikatakan oleh Aisyah ra. “yang kuketahui, kedua orang tuaku sudah memeluk agama ini dan setiap kali lewat di depan rumah kami, Rasulullah SAW selalu singgah ke tempat kami, baik pagi atau sore hari.”[1]
Abu Bakar sendiri pun tidak bebas dari gangguan Quraisy, sama halnya dengan Muhammad SAW sendiri yang juga tidak lepas dari gangguan itu, dengan kedudukannya yang sudah demikian rupa di kalangan kaumnya serta perlindungan Banu Hasyim kepadanya. Setiap Abu Bakar melihat Muhammad SAW diganggu oleh Quraisy ia selalu siap membelanya dan mepertaruhkan nyawanya untuk melindungainya. Ibnu Hasyim menceritakan, bahwa perlakuan yang paling jahat dilakukan Quraisy terhadap Rasulullah SAW ialah setelah agama dan dewa-dewa mereka dicela.
Menurut Muhammad Husain Haekal, ketika kaum quraisy mengepung Rasulullah setelah mendengar bahwa Rasulullah telah mencela sesembahan mereka, kaum Quraisy pun menuduh Muhammad SAW telah mencelah Tuhan mereka dan Muhammad Saw pun mengakuinya kemudian salah seorang di antara mereka menarik baju Rasulullah SAW dan kemudian Abu Bakar sambil menangis menghalanginya seraya berkata “kamu mau membunuh orang yang mengatakan hanya Allah Tuhanku!” mereka (kaum Quraisy) kemudian bubar. Itulah yang kita lihat perbuatan Quraisy yang luar biasa kepadanya.[2]
2.      Kesabaran dan Kesetiaan Abu Bakar Mendampingi Nabi SAW
Selain juru dakwah yang fasih dan lemah lembut, Abu Bakar juga menjadi teman, sahabat, sekaligus pelindung setia Nabi Muhammad SAW dari serangan dan gangguan orang-orang Quraisy. Abu Bakar menjadi pelindung tidak hanya dengan harta belaka, tetapi juga mempertaruhkan nyawa. Abu Bakar adalah yang mula-mula membuat Nabi Muhammad SAW terkesan dengan kesetiaan dan keberanian mengorbankan nyawa di antara para sahabat lainnya. Sedangkan, yang bisa melindungi Nabi Muhammad Saw haruslah dari kalangan laki-laki dewasa. Karena itulah, Abu Bakar adalah pelindung pertama Nabi Muhammad SAW.[3]
Ketika masuk Islam, Abu Bakar adalah orang kaya. Hartanya tidak kurang dari 40.000 dirham, yang disimpannya dari hasil perdagangan. Dan, selama dalam Islam, ia tetap melanjutkan perdagangan dan mendapat laba yang cukup besar. Tetapi, sepuluh tahun kemudian setelah hijrah ke Madinah, hartanya tinggal 5.000 dirham. Sedangkan, semua harta yang ada padanya dan yang disimpannya habis untuk kepentingan dakwah, mengajak orang lain ke jalan Allah SWT dan demi agama dan Rasul-Nya. Selain itu, harta yang dimilikinya kebanyakan diberikan kepada fakir miskin dan dipergunakan untuk menolong orang-orang yang lemah dan tertindas. Misalnya dipergunakan untuk memberi hamba sahaya yang berusaha mempertahankan keyakinannya lalu dibebaskannya, seperti Bilal Ibn Rabah.[4]
Dengan demikian, ia bukan saja sebagai seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang menyatakan kesetiannya untuk menerima Islam dan membela ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhamad SAW, tetapi lebih dari itu, Abu Bakar adalah salah seorang sahabat setia yang rela berkurban harta dan jiwa untuk kepentingan penyebaran Islam dan membela umat Islam. Oleh karena itu, tidak heran kalau kemudian Abu Bakar dikenal sebagai seorang sahabat terpercaya dan dikagumi Nabi Saw. la adalah pemuda yang pertama kali menerima seruan Islam yang disampaikan oleh Nabi SAW tanpa banyak pertimbangan. Seluruh kehidupannya dicurahkan untuk perjuangan suci membela dakwah Nabi Muhammad SAW, sehingga ia lebih dicintai oleh Nabi daripada para sahabat lainnya. Karena itu pula Nabi memilihnya menjadi sahabat dalam perjalananya menuju Madinah ketika akan hijrah.

3.      Kesabaran dan Kesetiaan Abu Bakar Dalam Mendampingi Hijrah Nabi SAW
Tatkala kaum muslimin mulai hijrah ke Madinah, Abu Bakar pergi menghadap Nabi Muhammad SAW:  "Wahai Rasulullah SAW, izinkanlah aku turut berhijrah."  Rasulullah SAW kemudian berkata, "Tunggulah, semoga Allah SWT memberi seorang teman untukmu."  Dia gembira jika kelak menjadi teman hijrah Nabi SAW.  Dia kemudian pergi membeli dua ekor unta dan menggembalakannya, sambil menunggu tiba waktunya berhijrah.  Hingga pada suatu hari Nabi Muhammad SAW menemuinya dan berkata, "Wahai Abu Bakar, sesungguhnya Allah SWT telah mengizinkanku berhijrah."  Abu Bakar berkata, "Bolehkah aku menemanimu wahai Rasulullah?" Rasulullah SAW pun menjawab, "Temanilah aku wahai Abu Bakar."
Sayyidah Aisyah mengatakan, "Dalam hidupku aku tidak pernah melihat seorang pun yang menangis lantaran gembira, sebagaimana menangisnya Abu Bakar.  Padahal sungguh, itu merupakan perjalanan maut yang bisa mengancam nyawa Abu Bakar.  Meskipun demikian, ia malah menangis bahagia karena akan menemani Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan tersebut."  Duhai, cinta macam apakah yang disimpan Abu Bakar untuk Nabi Muhammad SAW?!
Setelah itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq mengambil semua hartanya untuk bekal perjalanan.  Dia tinggalkan keluarganya tanpa bekal apapun.  Ia pasrahkan dengan ikhlas perlindungan keluarganya hanya kepada Allah SWT.  Sesungguhnya, kecintaan terhadap agamalah yang mendorong Abu Bakar untuk menempuh jalan seperti ini.
Abu Bakar kemudian berangkat bersama Nabi SAW dan sampailah keduanya di Gua Tsur.  Tatkala Nabi Muhammad SAW ingin masuk ke dalam gua tersebut, Abu Bakar berkata, "Jangan wahai Rasulullah, hingga aku merasa tenang bahwa di dalam gua ini tidak ada sesuatu pun yang menyakitimu."  Lalu Abu Bakar masuk ke dalam gua tersebut dan memeriksa seluruh isi gua dengan seksama, hingga dia yakin bahwa gua tersebut aman.  Abu Bakar kemudian menyobek sedikit bajunya dan menyumpal lobang yang ada di gua itu.  Setelah itu barulah Nabi SAW masuk.  Nabi menanyakan perihal baju Abu Bakar yang robek.  "Aku khawatir bila engkau terkena sesuatu, wahai Rasulullah," jawabnya.  Kemudian Rasulullah SAW tidur dan meletakkan kepala beliau di atas paha Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Setelah itu, Abu Bakar kembali melihat sebuah lubang lalu dia tutupi dengan kakinya hingga tidak ada sesuatupun yang akan menyakiti Nabi SAW.  Ternyata, di dalam lobang tersebut terdapat kalajengking dan menyengat kaki Abu Bakar.  Tetapi, dia sama sekali tidak mengeluarkan desahan tanda kesakitan sedikit pun.  Dia menjaga agar Nabi SAW tidak terbangun.  Sejurus, air matanya menetes lantaran tidak kuat menahan rasa sakit yang luar biasa.  Seketika itu pula Nabi Muhammad SAW terbangun dari tidurnya dan menanyakan keadaan Abu Bakar.  Abu Bakar lantas menjawab, "Bapak dan ibuku sebagai tebusannya, wahai Rasulullah.  Sesungguhnya aku disengat kalajengking."  Nabi SAW kemudian mengusapnya dan atas izin Allah rasa sakitnya tersebut sembuh.[5]
Peran yang dimainkan Abu Bakar ketika ia di Mekah sangatlah besar. Hal ini dapat diketahui, misalnya dari ketulusan hatinya yang tidak segan-segan membelanjakan harta kekayaannya untuk membela perjuangan dan kejayaan Islam serta melindungi Nabi dan umat Islam. Beliau selalu mendampingi Nabi Muhammad SAW saat suka dan duka. Pengorbanan dan jasanya ketika Nabi Saw berdakwah di kota Mekkah, tidak ada bandingnya. Ia selalu berusaha melindungi Nabi Muhammad SAW ketika orang-orang kafir Qurays Mekkah mengejek dan berencana akan membunuh Nabi Muhammad SAW. Beliaulah yang memberikan perlindungan terhadap Nabi saat dikejar oleh para pemuda kafir Qurays yang berusaha mencari Nabi Muhamad SAW untuk dicegah agar beliau tidak jadi hijrah ke Madinah.
Dengan demikian, peran yang telah dimainkan Abu Bakar menjadikan dirinya sebagai salah seorang sahabat yang paling dicintai. Karena ia selalu berusaha membela Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan misi Islam di kota Mekah dan membelanjakan harta kekayaannya untuk kepentingan perjuangan Islam. Oleh karena itu, ketika Nabi Muhammad SAW akan hijrah ke Madinah, Abu Bakar diminta untuk tetap tinggal sementara bersama Nabi Muhammad SAW di Mekah sambil menunggu kesempatan yang terbaik untuk melakukan perjalanan hijrah ke Madinah. Bahkan Abu Bakar menjadi sahabat setia yang menemani perjalanan ketika hijrah ke Madinah. Kesetiaan Abu Bakar terus dipertahankan hingga Nabi Muhamad SAW tiba di Madinah. la terus berusaha untuk menjadi sahabat setia akan dan di manapun Nabi Muhammad SAW berada.


[1]Syarif Hidayatullah, Ilham Kesabaran…, hal. 27.
[2]Muhammad Husain Haekal, Abu Bakr As-Siddiq…, hal. 9.
[3]Syarif Hidayatullah, Ilham Kesabaran…, hal. 46.
[4]Syarif Hidayatullah, Ilham Kesabaran…, hal. 47
[5]http://kisahkisahislami. blogspot. com/2013/04/abu-bakar-ash-shiddiq-hijrah-ke-madinah. html, Diakses Tanggal 10 Juni 2016.

No comments:

Post a Comment