Tuesday, October 31, 2017

Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

A.       Dasar Pendidikan Islam
Dasar pendidikan Islam adalah identik dengan ajaran Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu al-Qur’an dan hadits.1 Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa pendidikan Islam itu bersumber pada ajaran Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan sunnah nabi Muhammad Saw.2 Sehingga proses pendidikan dalam Islam tidak terlepas dari tuntunan al-Qur’an dan hadits sebagai sumber asasinya. Proses pendidikan Islam berpegang kepada dua sumber itu dan hal ini sekaligus membedakan antara corak pendidikan Islam dengan corak pendidikan pada umumnya.
Sebagai bukti bahwa al-Qur’an merupakan dasar pendidikan Islam, terlihat dalam salah satu ayatnya yang mendorong supaya manusia menguasai ilmu pengetahuan melalui proses belajar. Ketika wahyu pertama diturunkan Islam dengan tegas mendorong umatnya untuk menguasai ilmu pengetahuan. Ketegasan ini bisa dilihat dari ayat pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, seperti yang terdapat dalam al-Qur’an surat al-‘Alaq ayat 1-5 sebagai berikut:
اقرأ باسم ربك الذى خلق . خلق الانسان من علق . اقرأ وربك الأكرم . الذى علم بالقلم . علم الانسان مالم يعلم . (العلق: ١-٥)
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanlah yang paling pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”                    (Q.S. Al-'Alaq: 1-5)

            Di dalam memahami ayat di atas dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, dijelaskan bahwa tidak didapat kata-kata yang lebih sempurna dari pada ayat ini di dalam menyatakan kepentingan membaca dan menulis ilmu pengetahuan dalam segala cabang dan bahagiannya. Allah Swt memerintahkan mencari ilmu pengetahuan dengan perantaraan qalam atau pena. Hal ini mengisyaratkan betapa pentingnya umat Islam untuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan.[1]
Pendidikan Islam sebagai salah satu aspek dari ajaran Islam, dasarnya adalah Alquran dan Hadis Nabi Muhammad Saw. Dari kedua sumber tersebut, para intelektual muslim kemudian mengembangkannya dan mengklasifikannya kedalam dua bagian yaitu: Pertama, akidah untuk ajaran yang berkaitan dengan keimanan; kedua, adalah syariah untuk ajaran yang berkaitan dengan amal nyata. Oleh karena pendidikan termasuk amal nyata, maka pendidikan tercakup dalam bidang syariah. Bila diklasifikasikan lebih lanjut, termasuk dalam sub bidang muamalah.
Dalam al-Quran, banyak ayat yang berkenaan dengan pendidikan. Tim penyusun buku Ilmu Pendidikan Islam memberikan contoh dengan menggunakan kisah Lukman ketika mendidik anak-anaknya. Hal tersebut menggariskan prinsip-prinsip dasar materi pendidikan Islam yang terdiri atas masalah iman, ibadah, sosial, dan ilmu pengetahuan.
Hadis, juga banyak memberikan dasar-dasar bagi pendidikan  Islam. Hadis sebagai pernyataan, pengalaman, takrir dan hal ihwal Nabi Muhammad Saw, merupakan sumber ajaran Islam yang kedua sesudah al-Quran. Di samping al-Quran dan hadis sebagai sumber atau dasar pendidikan Islam, tentu saja masih memberikan penafsiran dan penjabaran lebih lanjut terhadap al-Quran dan hadis, berupa ijma’, qiyas, ijtihad, istihsan dan sebagainya yang sering pula dianggap sebagai dasar pendidikan Islam. Akan tetapi, kita konsekuen bahwa dasar adalah tempat berpijak yang paling mendasar, maka dasar pendidikan Islam hanyalah Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad Saw.

B.       Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam merupakan kristalisasi nilai-nilai ideal Islam yang diwujudkan dalam pribadi anak didik. Berikut ini merupakan pendapat para tokoh mengenai tujuan pendidikan Islam:
       1)      Moh. Athiya El-Abrasyi menyimpulkan tujuan pendidikan sebagai berikut:
a)      Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia;
b)      Persiapan kehidupan di dunia dan akhirat;
c)      Persiapan mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan;
d)      Menumbuhkan scientific spirit pada pelajar dan memuaskan keingintahuan dalam mengkaji ilmu;
e)      Menyiapkan peserta didik dari segi professional.[2]
     2)      Menurut Ahmad Tafsir yang menjadi tujuan umum pendidikan ada dua yaitu,pertama mampu hidup tenang. Kedua produktif. Kedua hal tadi kemudian dirinci menjadi tiga yaitu, pertama berbadan sehat dan kuat, kedua berotak cerdas dan pandai, ketiga memiliki iman yang kuat. Dari ketiga hal, Ahmad Tafsir merincinya menjadi tujuan khusus yaitu berdisiplin tinggi, jujur, kreatif, ulet, berdaya saing tinggi, mampu hidup berdampingan dengan orang lain, demokratis, menghargai waktu dan mampu mengendalikan diri.[3]
    3)      Menurut Muhaimin, secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.[4]
    4)      M. Arifin menyatakan bahwa, tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan dirinya kepada Khaliqnya dengan sikap dan kepribadian yang merujuk kepada penyerahan diri kepada-Nya dalam segala aspek kehidupan, duniawiah dan ukhrawiah.[5]
     5)      Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan pendidikan yaitu sementara dan akhir. Tujuan sementara pendidikan islam yaitu tercapainya tingkat kedewasaan baik jasmaniah maupun rohaniah. Adapun tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim yaitu kepribadian yang mencerminkan ajaran Islam.[6]
Berdasarkan beberapa rumusan tujuan pendidikan Islam tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk seorang muslim sempurna yang berkepribadian mulia, sehat jasmani dan rahani, cerdas dan pandai, bertaqwa kepada Allah Swt



1Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996),    hal. 37.
2Zakiah Daradjat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN, 1981/1982), hal. 61.
[1]Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amarullah), Tafsir Al-Azhar, Jilid 5, (Surabaya: Pustaka Islam, 1983), hal. 196.
[2]M. Athiya Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Terj. Bustami A. Gani Djohar Bahary, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hal. 1-5.
[3]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal, 81-83.
[4]Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), hal. 78.
[5]M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 38-39.
[6]Ahmad. D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Alma'arif, 1980), hal. 6.

No comments:

Post a Comment