A.
Dasar Pendidikan Islam
Dasar
pendidikan Islam adalah identik dengan ajaran Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu al-Qur’an
dan hadits.1
Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa pendidikan Islam itu bersumber pada ajaran
Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan sunnah nabi Muhammad Saw.2 Sehingga proses pendidikan dalam Islam
tidak terlepas dari tuntunan al-Qur’an dan hadits sebagai sumber asasinya. Proses pendidikan Islam berpegang kepada dua sumber itu
dan hal ini sekaligus membedakan antara corak pendidikan Islam dengan corak
pendidikan pada umumnya.
Sebagai
bukti bahwa al-Qur’an merupakan dasar pendidikan Islam, terlihat dalam salah
satu ayatnya yang mendorong supaya manusia menguasai ilmu pengetahuan melalui
proses belajar. Ketika wahyu pertama diturunkan Islam dengan tegas mendorong
umatnya untuk menguasai ilmu pengetahuan. Ketegasan ini bisa dilihat dari ayat
pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, seperti yang terdapat dalam
al-Qur’an surat al-‘Alaq ayat 1-5 sebagai berikut:
اقرأ باسم ربك الذى خلق . خلق الانسان
من علق . اقرأ وربك الأكرم . الذى علم بالقلم . علم الانسان مالم يعلم . (العلق:
١-٥)
Artinya: “Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan Tuhanlah yang paling pemurah. Yang mengajar manusia
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-'Alaq: 1-5)
Di
dalam memahami ayat di atas dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, dijelaskan
bahwa tidak didapat kata-kata yang lebih sempurna dari pada ayat ini di dalam
menyatakan kepentingan membaca dan menulis ilmu pengetahuan dalam segala cabang
dan bahagiannya. Allah Swt memerintahkan mencari ilmu pengetahuan dengan
perantaraan qalam atau pena. Hal ini mengisyaratkan betapa pentingnya
umat Islam untuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan.[1]
Pendidikan Islam sebagai salah satu aspek
dari ajaran Islam, dasarnya adalah Alquran dan Hadis Nabi Muhammad Saw. Dari kedua sumber tersebut, para intelektual
muslim kemudian mengembangkannya dan mengklasifikannya kedalam dua bagian
yaitu: Pertama, akidah untuk ajaran yang berkaitan dengan keimanan; kedua,
adalah syariah untuk ajaran yang berkaitan dengan amal nyata. Oleh karena pendidikan termasuk amal nyata,
maka pendidikan tercakup dalam bidang syariah. Bila diklasifikasikan lebih
lanjut, termasuk dalam sub bidang muamalah.
Dalam al-Qur’an, banyak ayat yang berkenaan dengan pendidikan. Tim penyusun buku Ilmu
Pendidikan Islam memberikan contoh dengan menggunakan kisah Lukman ketika
mendidik anak-anaknya. Hal
tersebut menggariskan prinsip-prinsip dasar materi pendidikan Islam yang
terdiri atas masalah iman, ibadah, sosial, dan ilmu pengetahuan.
Hadis, juga banyak memberikan dasar-dasar
bagi pendidikan Islam. Hadis sebagai pernyataan, pengalaman, takrir dan
hal ihwal Nabi Muhammad Saw,
merupakan sumber ajaran Islam yang kedua sesudah al-Qur’an. Di samping al-Qur’an dan hadis sebagai sumber atau dasar
pendidikan Islam, tentu saja masih memberikan penafsiran dan penjabaran lebih
lanjut terhadap al-Qur’an dan hadis, berupa ijma’, qiyas, ijtihad, istihsan dan sebagainya yang
sering pula dianggap sebagai dasar pendidikan Islam. Akan tetapi, kita konsekuen bahwa dasar adalah
tempat berpijak yang paling mendasar, maka dasar pendidikan Islam hanyalah Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad Saw.
B.
Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan
pendidikan Islam merupakan kristalisasi nilai-nilai ideal Islam yang diwujudkan
dalam pribadi anak didik. Berikut ini merupakan pendapat para tokoh mengenai
tujuan pendidikan Islam:
1) Moh.
Athiya El-Abrasyi menyimpulkan tujuan pendidikan sebagai berikut:
a) Untuk
membantu pembentukan akhlak yang mulia;
b) Persiapan
kehidupan di dunia dan akhirat;
c) Persiapan
mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan;
d) Menumbuhkan
scientific spirit pada pelajar dan memuaskan keingintahuan dalam
mengkaji ilmu;
e) Menyiapkan
peserta didik dari segi professional.[2]
2) Menurut
Ahmad Tafsir yang menjadi tujuan umum pendidikan ada dua yaitu,pertama mampu
hidup tenang. Kedua produktif. Kedua hal tadi kemudian dirinci menjadi
tiga yaitu, pertama berbadan sehat dan kuat, kedua berotak cerdas
dan pandai, ketiga memiliki iman yang kuat. Dari ketiga hal,
Ahmad Tafsir merincinya menjadi tujuan khusus yaitu berdisiplin tinggi, jujur,
kreatif, ulet, berdaya saing tinggi, mampu hidup berdampingan dengan orang
lain, demokratis, menghargai waktu dan mampu mengendalikan diri.[3]
3) Menurut Muhaimin, secara umum pendidikan agama Islam
bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.[4]
4) M.
Arifin menyatakan bahwa, tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu
mengabdikan dirinya kepada Khaliqnya dengan sikap dan kepribadian yang merujuk
kepada penyerahan diri kepada-Nya dalam segala aspek kehidupan, duniawiah dan
ukhrawiah.[5]
5) Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan
pendidikan yaitu sementara dan akhir. Tujuan sementara pendidikan islam yaitu
tercapainya tingkat kedewasaan baik jasmaniah maupun rohaniah. Adapun tujuan
akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim yaitu kepribadian
yang mencerminkan ajaran Islam.[6]
Berdasarkan
beberapa rumusan tujuan pendidikan Islam tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan pendidikan Islam adalah membentuk seorang muslim sempurna yang berkepribadian
mulia, sehat jasmani dan rahani, cerdas dan pandai, bertaqwa kepada Allah Swt
1Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat
Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996), hal. 37.
2Zakiah Daradjat, dkk, Metodologi
Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi
Agama/IAIN, 1981/1982), hal. 61.
[1]Hamka
(Haji Abdul Malik Karim Amarullah), Tafsir Al-Azhar, Jilid 5, (Surabaya:
Pustaka Islam, 1983), hal. 196.
[2]M. Athiya
Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan
Islam. Terj. Bustami A. Gani Djohar Bahary, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970),
hal. 1-5.
[3]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam
Perspektif Islam,.
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal, 81-83.
[4]Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam; Upaya
Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2008), hal. 78.
[5]M.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 38-39.
[6]Ahmad.
D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Alma'arif, 1980), hal. 6.
No comments:
Post a Comment