PROPOSAL
KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS
A. Latar
Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi,
artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau
masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal
ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari
hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam
kelompok atau organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang
merupakan hal penting untuk
kelangsungan kelompok yang terdiri dari atasan dan bawahannya.
Komunikasi penting untuk sistem pengendalian manajemen yang merupakan alat
untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor
atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen yang mencoba mengarahkan
pada tujuan organisasi agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen dapat
berjalan lebih efesien dan lancar, yang dimonitor atau yang diatur dalam
sistem pengendalian manajemen adalah kinerja dari perilaku manajer di dalam
mengelola suatu organisasi.
Dalam
sebuah organisasi,
setiap orang yang terlibat di dalamnya
ketika melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya baik selaku pimpinan diberbagai
tingkatan maupun para staf, agar pekerjaannya dapat terlaksana dengan lancar
dan harmonis untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati dan ditetapkan, maka
unsur kerjasama harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan terjadinya proses
kerjasama maka unsur komunikasipun akan tercipta, karena apapun bentuk
instruksi, informasi dari pimpinan
ke bawahan maupun sebaliknya,
telaahan, masukan, laporan dari bawahan ke pimpinan, antara sesama bawahan
senantiasa dilakukan melalui proses komunikasi. Semua aktivitas kebanyakan
dicakup dalam komunikasi,
di mana komunikasi merupakan dasar bagi
tindakan dan kerja sama.[1]
Motivasi
kerja pegawai merupakan salah satu aspek yang penting diperhatikan dalam
pengelolaan sumber daya manusia suatu organisasi agar dalam pelaksanaan
organisasi dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditatapkan secara
berdaya guna dan berhasil guna. Dengan tingkat motivasi kerja yang tinggi akan
diperoleh penampilan kerja yang tinggi pula dan memberikan andil besar dalam
pencapaian tujuan organisasi. Dengan motivasi diharapkan tidak melalaikan
tugas/kewajiban yang telah dipercayakan oleh organisasi tempat kerja.
Untuk
dapat memelihara dan meningkatkan motivasi kerja pegawai dalam suatu instansi
bukanlah pekerjaan yang mudah dalam pelaksanaannya, mengingat masalah pegawai
memiliki permasalahan yang kompleks berkaitan hasrat kemanusiaan dengan
banyak faktor yang saling berpengaruh baik secara
internal maupun secara eksternal.
Puskesmas
adalah suatu unit pelayanan kesehatan yang merupakan ujung tombak dari
pelaksanaan program kesehatan berfungsi dalam memberikan pelayanan dasar
bermutu secara merata kepada masyarakat, oleh karena itu mutu pelayanan
diberikan sebaiknya sesuai dengan program kesehatan.
Puskesmas
sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang berada digaris
terdepan dibidang kesehatan masyarakat, juga tidak luput dari pentingnya
komunikasi. Pimpinan puskesmas
selaku pimpinan bertanggung jawab lansung terhadap berfungsinya komunikasi secara
kondusif antara dirinya selaku komunikator dengan para staf administrasi selaku
komunikan, yang menjadi persoalan sebenarnya bukan apakah manajer berkomunikasi
atau tidak, karena komunikasi merupakan bagian dari fungsi organisasi.
Persoalan sebebenarnya adalah apakah manajer dapat berkomunikasi dengan baik
atau tidak. Dengan kata lain, komunikasi sendiri tidak dapat dielakkan dalam
setiap fungsi organisasi.
Dari
beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas
jelaslah bahwa pesan yang disampaikan oleh pimpinan selaku komunikator kepada
para staf selaku komunikan tidak lain tujuannya adalah sebagai upaya untuk
merubah pemikiran, sikap dan prilaku para staf agar mau melakukan pekerjaan
organisasi sebagaimana mestinya melalui komunikasi yang diciptakan oleh
pimpinan.
Berdasarkan pengamatan sementara, bahwa peran
kepemimpin Puskesmas
Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat daya masih tergolong
kurang maksimal dalam memotivasi
kinerja pegawainya. Pemimpin belum sepenuhnya menggunakan
kewenangannya dengan baik. Hal tersebut terlihat dengan adanya pembagian tugas
yang belum
merata. Masih dijumpai sejumlah pegawai
yang mempunyai kinerja rendah dibiarkan tanpa mendapat teguran atau sanksi
tegas. Sementara itu ada pegawai yang diberi tugas dan tanggung jawab banyak menjadi
kurang fokus terhadap pekerjaan yang diberikan pimpinan. Akibatnya pegawai
bekerja tidak sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya, sehingga dapat
berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Dengan
adanya hal tersebut, komunikasi sangat dibutuhkan antara pegawai dengan
pimpinan maupun antara sesama pegawai. Komunikasi dipandang sebagai suatu
proses yang perananya sangat besar, karena komunikasi yang terjadi didalam
suatu organisasi nantinya juga akan mempengaruhi kegiatan organisasi, seperti
efisiensi kerja, kepuasan pegawai dan lainnya. Komunikasi memberikan penjelasan
kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik karyawan
mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika
sedang berada di bawah standar. Apabila terjadi kesalahan dan hambatan yang
terjadi dalam komunikasi akan menyebabkan kinerja organisasi perusahaan
terhambat, begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan
uraian di atas, untuk
mendapatkan kepercayaan masyarakat, puskesmas
Kecamatan Manggeng harus selalu
meningkatkan kinerja sumber daya manusianya secara efisien dan efektif. Dalam
hal ini peran kepemimpinan sangat diperlukan, dengan menjaga komunikasi yang
baik antara pegawai dan pimpinan maupun antara sesama pegawai. Selain itu
lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik di dalam
suatu organisai sangat penting untuk diperhatikan oleh pemimpinnya.
Mengingat
betapa pentingnya peran kepemimpinan,
komunikasi dan lingkungan kerja terhadap motivasi kinerja pegawai di Puskesmas Manggeng, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul: "Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan
Motivasi Kinerja Pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya".
B. Rumusan
Masalah
Berangkat dari permasalahan di atas maka perumusan masalah yang digunakan
dalam penelitian berikut adalah:
1.
Bagaimana bentuk komunikasi organisasi pada Puskesmas
Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya?
2.
Bagaimana motivasi kinerja pegawai Puskesmas
Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya?
3.
Bagaimana pengaruh komunikasi organisasi dalam meningkatkan
motivasi kinerja pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya?
4.
Apa saja kendala dalam komunikasi organisasi untuk
meningkatkan motivasi kinerja pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat
Daya?
C. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui
bentuk komunikasi organisasi pada Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya
2. Untuk mengetahui
motivasi kinerja pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya
3. Untuk mengetahui
pengaruh komunikasi organisasi dalam meningkatkan motivasi kinerja pegawai
Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya
4. Untuk mengetahui
kendala dalam komunikasi organisasi untuk meningkatkan motivasi kinerja pegawai
Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya
D. Manfaat
Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
yaitu:
1.
Bagi Lembaga (Puskesmas Manggeng), Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan penetapan
kebijakan bagi lembaga untuk meningkatkan kinerja pegawai di Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya
2.
Bagi Peneliti, Mempraktekkan teori-teori yang diterima selama perkuliahan untuk
diterapkan pada realita yang ada pada lembaga serta menambah pengetahuan
penulis.
3.
Bagi Universitas, Untuk menambah perbendaharaan pengetahuan mengenai pengaruh komunikasi
organisasi dalam meningkatkan motivasi kinerja pegawai puskesmas
4.
Bagi Pihak Lain Sebagai bahan untuk memperkaya
khasanah perpustakaan sehingga dapat dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian
sejenis di kemudian hari.
E. Variabel
Penelitian
Menurut
Sugiyono variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.[2] Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa variabel adalah inti atau obyek yang akan menjadi titik
perhatian dalam sebuah penelitian.
- Variabel
Independen:
Variabel bebas yaitu variabel bebas adalah merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependent (terikat).[3] Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah komunikasi organisasi. Selanjutnya
dalam penelitian ini dinamakan variabel (X).
- Variabel
Dependen:
Pengertian variabel terikat yaitu variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.[4] meningkatkan
motivasi kinerja pegawai. Selanjutnya dalam penelitian ini
danamakan variabel (Y).
F.
Kajian Pustaka
1. Pengertian Komunikasi
Organisasi
Komunikasi
adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam
situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap
atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang
diharapkan.[5] Jadi, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk
gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian
tersebut lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan tetapi
juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus
vokal, dan sebagainya. Aktivitas komunikasi ada di mana-mana
dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam berhubungan dengan orang lain agar
dapat mencapai tujuan.
Secara harfiah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang berarti padauan dari
bagian-bagian yang satu sama yang lainnya saling bergantung.[6]
Ada juga pendapat lain bahwa organisasi adalah suatu kelompok orang
dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang
kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komuniksi internal, hubungan
manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari
atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada
atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi orang-orang yang sama level/
tingkatannya dalam organisasi, keterampilan dalam berkomunikasi dan berbicara,
mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.[7]
Dalam pendapat yang lain disebutkan bahwa pengertian komunikasi organisasi adalah
perilaku perorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam
proses itu bertransaksi dan memberi makna
atas apa yang sedang terjadi.[8]
Secara umum pengertian komunikasi organisasi adalah hubungan
timbal balik antar individu dalam konteks organisasi serta adanya saling
kebergantungan antara anggota organisasi tersebut. Komunikasi Organisasi
tersebut biasanya mencakup pembahasan mengenai struktur dan fungsi organisasi,
hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta perilaku
dan budaya dalam sebuah organisasi. Secara spesifik, komunikasi organisasi
meliputi arus pesan dalam suatu jaringan organisasi baik vertikal maupun
horizontal, dengan sifat komunikasi saling ketergantungan.
2. Motivasi
Motivasi
adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Menurut Djali bahwa
motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam
diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu.[9]
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.[10]
Menurut
Omar Hamalik menjelaskan bahwa fungsi
motivasi adalah sebagai berikut:
a
Mendorong
timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan
timbul perbuatan
b
Motivasi
berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan
yang diinginkan.
c
Motivasi
berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil.
Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.[11]
Dengan demikian, dapat dipahmi bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam proses meningkatkan kinerja kerja seseorang baik bagi pimpinan maupun maupun karyawan. Bagi kepala/ pimpinan
mengetahui motivasi belajar dari pegawai sangat diperlukan
guna memelihara dan meningkatkan semangat kerja pegawai/ bawahan. Bagi pegawai/bawahan
motivasi dapat menumbuhkan semangat bekerja sehingga terdorong
untuk melakukan kegiatan kerjanya dengan baik dan maksimal.
3. Pengaruh Komunikasi Organisasi
dalam Meningkatkan Motivasi
Korelasi
antara komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus
kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Komunikasi mempertanyakan bentuk apa yang
berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media
apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi
penghambat dan lain sebagainya. Jawaban-jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya
menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan
jenis organisasi, sifat organisasi dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan
situasi tertentu pada saat proses
komunikasi
dilancarkan.
Komunikasi
berperan penting dalam menjembatani manusia dalam berhubungan antara satu
dengan yang lainnya baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam bermasyarakat.
Komunikasi dalam suatu organisasi juga merupakan hal utama yang tidak kalah
pentingnya dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi yang terjadi dalam
suatu organisasi disebut dengan komunikasi organisasi. Bahkan komunikasi organisasi jauh lebih
penting dari pada
keterampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu
organisasi yang efektif.[12]
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa komunikasi sangat dibutuhkan dalam sebuah
organisasi yang mampu mengembangkan sikap anggota untuk merubah pola pikir dan
pola perilakunya sehingga sejalan dengan apa yang menjadi tujuan dari
organisasi tersebut. Semua
kegiatan organisasi diawali dengan lalu lintas komunikasi, seperti proses
penetapan visi dan misi, tujuan, pemberian tugas sampai pelaporan dilakukan
melalui komunikasi. Maka oleh
karena itu komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan maupun pendapat dari
setiap anggota organisasi guna mencapai kesamaan makna.
Komunikasi
dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah penyampaian
informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan
tertentu. Apabila semua bawahan dan atasan dapat berinteraksi dengan baik, maka
seluruh kesalahpahaman yang beresiko mungkin akan berkurang, karena tiap
manusia mempunyai cara penyampaian komunikasi yang berbeda-beda secara verbal.
Dengan demikian semua pelaku organisasi harus berbicara, bertindak satu sama
lain guna untuk membangun suatu lingkungan kondusif dan mengetahui
situasi-situasi yang akan terjadi diluar dugaan karena kesalahan komunikasi
sekecil apapun pasti akan berakibat fatal.
Menurut Malayu
Hasibuan menjelaskan bahwa
motivasi sangat penting karena ia adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan
mendukung perilaku manusia. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan
pekerjaan kepada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi
kepada tujuan yang diinginkan. Artinya, dalam memotivasi karyawan agar mampu
melakukan pekerjaannya secara efektif dan efesien diperlukan campur tangan
atasan sebagai seorang pendorong atau memotivasi karyawan untuk bekerja.[13]
Husnan dan Heidjrachman menyatakan bahwa pimpinan
menginginkan bawahannya telah menjalankan tugas yang diberikan dengan baik.
Tetapi jika pekerjaan yang diberikan tidak terlaksana dengan baik, maka menjadi
tugas dari seorang pimpinan untuk bisa memberikan motivasi (dorongan) kepada
bawahannya agar bisa bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan.[14] Memberikan motivasi tentunya harus dengan menggunakan
komunikasi yang baik agar dapat memberikan dampak pada yang diberikan motivasi
tersebut.
Dengan demikian, maka penerapan komunikasi dalam
organisasi merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan atasan karena
komunikasi merupakan alat bagi atasan untuk menjalankan organisasi. Komunikasi
antara atasan dan bawahan berupa petunjuk, pengarahan dan saran, akan
memudahkan karyawan untuk bekerja secara efektif dalam penyelesaian pekerjaannya.
Melalui komunikasi timbal balik antara atasan dan bawahan dapat menjadi suatu
motivasi bagi para karyawan dalam bekerja produktif.
G. Metode
Penelitian
- Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian
Proses
dan pelaksanaan penelitian ini berfokus dan beruang lingkup pada komunikasi
organisasi dan motivasi pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya,
yang meliputi pelaksanaan atau manajemen kepala dalam memotivasi atau
meningkatkan kinerja pegawai.
- Pendekatan Penelitian
Pendekatan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah
penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif, artinya pendekatan yang berangkat dari
suatu kerangka teori, gagasan para
ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamanya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan
beserta pemecahan yang diajukan untuk memperoleh kebenaran (verifikasi) dalam
bentuk dukungan data empiris dilapangan. Menurut
Ahmad Tanzeh dan Suyitno yang dimaksud penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang menitik beratkan pada penyajian data yang berbentuk angka atau kualitatif
yang diangkakan (scoring) yang
menggunakan ststistik.[15]
Dengan
kata lain, dalam penelitian kuantitatif peneliti berangkat dari paradigma
teoritik menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap
teori yang digunakan. Penelitian kuantitatif bertumpu sangat kuat pada
pengumpulan data berupa angka hasil pengukuran. Karena itu dalam penelitian ini
statistik memegang peran penting sebagai alat untuk menganalisis jawaban
masalah.
- Populasi dan Sampel
Menurut
Arikunto, populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian.[16]
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Puskesmas Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya yang
semuanya berjumlah 86 orang. Populasi tersebut termasuk dalam kategori
besar yang tidak memungkinkan bagi penulis untuk meneliti semuanya, sehingga
penulis harus mengambil sampel dari populasi tersebut.
Sampel adalah sebagian atau wakil
dari jumlah populasi yang diteliti.[17]
Sampel penelitian yang digunakan
adalah sampel bertujuan atau purposivesample. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
sebagian dari pegawai puskesmas untuk
dijadikan sebagai sampel atau objek penelitian, yaitu sebanyak 30 orang.
- Teknik pengumpulan Data
Untuk
memperoleh data yang diperlukan, maka ada beberapa metode yang peneliti
pergunakan, yaitu:
a
Observasi
Observasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara
sistematis terhadap gejala-gejala yang nampak pada obyek penelitian.[18] Tehnik ini penulis gunakan untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan komunikasi organisasi dalam
meningkatkan motivasi kinerja pegawai Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat
Daya.
b
Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.[19] Tehnik ini penulis gunakan sebagai suatu
cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab, baik dengan kepala maupun dengan pegawai-pegawai lainnya
dalam lingkungan Puskesmas Manggeng.
c
Metode Angket
Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.[20]
Metode angket ini digunakan untuk mencari data atau
informasi tentang pengaruh komunikasi organisasi dalam meningkatkan motivasi kinerja pegawai
Puskesmas Manggeng.
d
Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen berati
barang-barang tertulis. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.[21]
Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan
data tentang:
1) Keadaan
Puskesmas Kecamatan Manggeng Aceh Barat
Daya
2) Visi
misi Puskesmas Manggeng
3) Struktur
organisasi Puskesmas Manggeng
H. Daftar Pustaka
[1]A. W. Widjaya dan M. Arsyik Hawab, Komunikasi, Administrasi, Organisasi dan Manajemen
dalam Pembangunan, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hal. 47.
[2]Sugiyono,
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung:
Alfabeta, 2013), hal. 117
[3]Sugiyono,
Metode Penelitian..., hal. 59.
[4]Sugiyono,
Metode Penelitian..., hal. 59.
[5]Onong
Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), hal. 13.
[9]Djaali,
Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2007), hal. 101.
[10]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hal. 34.
[14]Suad Husnan, dan Ranupandojo Heidjrachman, Manajemen
Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002), hal. 197.
[15]Ahmad
Tanzeh dan Suyitno, Dasar-dasar
Penelitian, (Surabaya:
Lembaga Kajian Agama dan Filsafat (eLKAF),
2006), hal. 45.
[16]Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hal. 130.
[17]Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 131.
[18]Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yokyakarta: Gajah Mada
Press, 1993), hal. 100.
[19]Lexy
J. Moleong, Metodelogi Penelitian
Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 186.
[20]Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 139.
[21]Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 236.
No comments:
Post a Comment