Friday, October 20, 2017

Nilai-nilai Moral Kesetiakawanan Sosial


1.      Definisi nilai moral sosial
Nilai atau value (bahasa Inggris) atau valere (bahasa Yunani) berguna, mampu akan, berdaya, berlaku dan kuat. Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat atau prinsip-prinsip hidup yang menjadi pegangan seseorang dalam hidupnya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga negara.[1] Maka gambaran nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh,orang menganggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.
Nilai moral kesetiakawanan sosial itu sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak  pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut oleh siswa. Tak heran apabila antara siswa yangsatu dan siswa yang lain kemudian seterusnya ke masyarakat dalam hal itu terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
2.      Fungsi nilai sosial
a.       Memberikan seperangkat alat untuk menetapkan harga social dari suatu kelompok,
b.      Mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkahlaku,
c.       Merupakan penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya,
d.      Sebagai alat solidaritas bagi kelompok,
e.       Sebagai alat kontrol perilaku manusia.
3.      Ciri-ciri nilai sosial
a.  Nilai sosial merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang tercipta melalui interaksi sosial,
b.      Nilai sosial bukan bawaan lahir, melainkan dipelajari melalui proses sosialisasi, dijadikan milik diri melalui internalisasi dan akan mempengaruhi tindakan-tindakan penganutnya dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tanpa disadari lagi (enkulturasi),
c.       Nilai sosial memberikan kepuasan kepada penganutnya,
d.      Nilai sosial bersifat relative,
e.       Nilai sosial berkaitan satu dengan yang lain membentuk sistem nilai,
f.       Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan dengan yang lain,
g.      Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan atau kelompok,
h.      Nilai sosial melibatkan unsur emosi dan kejiwaan, dan
i.        Nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi.
4.      Jenis-jenis nilai sosial
a.    Nilai material, yakni meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia,
b.    Nilai vital, yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas, dan
c.      Nilai kerohanian, yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia: nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada akal manusia (cipta), nilai keindahan, yakni yang bersumber pada unsur perasaan (estetika), nilai moral, yakni yang bersumber pada unsur kehendak (karsa), dan nilai keagamaan (religiusitas), yakni nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan.
Adapun nilai moral yang terkandung dalam kesetiakawanan sosial yang lain diantaranya sebagai berikut:
  1. Tolong menolong. Nilai moral ini tampak dalam kehidupan masyarakat, seperti: tolong menolong sesama tetangga. Misalnya membantu korban bencana alam atau menengok tetangga yang sakit.
  2. Gotong-royong, misalnya menggarap sawah atau membangun rumah.
  3. Kerjasama. Nilai moral ini mencerminkan sikap mau bekerjasama dengan orang lain walaupun berbeda suku bangsa, ras, warna kulit, serta tidak membeda-bedakan perbedaan itu dalam kerjasama.
  4. Nilai kebersamaan. Nilai moral ini ada karena adanya keterikatan diri dan kepentingan kesetiaan diri dan sesama, saling membantu dan membela. Contohnya menyumbang sesuatu ke tempat yang mengalami bencana, apakah itu kebanjiran, kelaparan atau diserang oleh bangsa lain.
Beberapa  aspek  nilai  moral  yang  sangat  penting  dari  timbulnya kesetiakawanan sosial yaitu tolong menolong, gotong-royong, kerjasama, dan nilai kebersamaan. Nilai moral tolong menolong tampak dalam kehidupan masyarakat dan terjadi dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Nilai  gotong-royong  terjadi  sebagai  wujud  kepentingan  bersama  antar sesama kawan sehingga terjadi hubungan solidaritas dalam masyarakat.


[1]Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hal. 181.

No comments:

Post a Comment