Guru
atau dosen sebagai pengemban amanah pembelajaran haruslah memiliki pribadi yang
shaleh. Karena kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
seorang guru sebagai pengemban sumber daya manusia. Karena dalam situasi
pendidikan dan pengajaran terjalin interaksi antara dua kepribadian, yaitu
kepribadian guru dengan kepribadian siswa sebagai anak yang belum dewasa dan
sedang berkembang mencari bentuk kedewasaan.[1]
- Penampilan dosen
Dosen
merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan pada sebuah lembaga
pendidikan (perguruan tinggi). Dia dapat menjadi pendorong semangat belajar mahasiswanya
atau sebaliknya dapat menjadi faktor yang melemahkan belajar mahasiswanya. Hal
itu akan tergantung bagaimana penampilan dosen dihadapan para mahasiswanya,
baik di dalam maupun di luar kelas. Sehingga perlu diperhatikan oleh seorang dosen
dihadapan mahasiswanya antara lain:
a.
Bebas dari penyakit yang menjijikkan
b.
Suara bersih dan tidak cacat bicara, gugup atau volume
suara yang lemah
c.
Memperhatikan penampilan. Guru atau dosen harus
berpenampilan rapi dalam batas yang wajar tidak berlebihan yang sesuai dengan aturan.[2]
Dengan
demikian penampilan fisik seorang guru atau dosen merupakan faktor penting yang
harus diperhatikan, karena hal ini akan menjaga dan meningkatkan rasa percaya
diri guru atau dosen, sehingga dalam proses interaksi belajar mengajar antara
guru dan murid lebih terasa nyaman. Selain itu, dengan berpenampilan rapi dan sopan
secara tidak lansung guru telah mengajarkan sebuah contoh yang baik kepada
peserta didik tentang berpakaian dan menjaga kebersihan.
- Sifat dan ucapan dosen
Kata
sifat dalam istilah psikologi dapat diartikan sebagai ciri tingkah laku yang
tetap pada seseorang. Menurut All Port yang dikutip oleh Ngalim Purwanto
dalam bukunya “Psikologi Pendidikan” mengatakan bahwa sifat adalah disposisi
sifat yang dinamis dan fleksibel, yang dihasilkan dari pengintregasian
kebiasaan-kebiasaan khusus yang menyatakan diri sebagai cara-cara penyesuaian
yang khas terhadap lingkungan.[3]
Sifat juga dapat diartikan sebagai pola tingkah laku yang menentukan bagaimana
watak atau karakter orang tersebut.
Sikap
dan sifat-sifat guru atau dosen yang baik adalah sebagai berikut:
- Adil, percaya, sabar, jujur, dan rela berkorban
- Memiliki wibawa dan penggembira
- Bersikap baik kepada guru-guru lainnya
- Bersikap baik kepada masyarakat
- Benar-benar suka dan menyukai mata pelajaran
- Berpengetahuan luas.[4]
Dari
uraian kompetensi kepribadian guru atau dosen di atas telah jelas bahwa seorang
guru atau dosen profesional harus selalu menjaga sikapnya baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Hal ini penting karena guru atau dosen dalam istilah jawa
adalah seorang yang digugu dan ditiru oleh semua murid.
Setiap
perkataan, tindakan dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan
kepribadian sesorang, selama hal itu dilakukan dengan kesadaran.[5]
Setiap tindakan merupakan cerminan kepribadian seorang guru atau dosen. Apabila
nilai kepribadian seorang guru atau dosen naik maka akan bertambah juga
kewibawaannya. Kewibawaan akan turut menentukan apakah guru disebut pendidik
yang baii, atau menjadi perusak peserta didik.
Dilihat
dari aspek psikologi kompetensi kepribadian guru atau dosen dapat dicirikan
sebagai berikut:
- Menunjukkan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian mantap dan stabil. Guru atau dosen memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku. Guru atau dosen tidak boleh melanggar aturan dan norma yang berlaku, bertindak kurang sopan, dan asusila.
- Dewasa. Dewasa berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai seorang pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru atau dosen.
- Arif dan bijaksana. Guru atau dosen dapat memberi kemanfaatan bagi peserta didik, skolah dan masyarakat dengan menunjukkan sikap keterbukaan dalam berfikir dan bertidak.
- Berwibawa. Perilaku guru atau dosen yang disegani sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik.
- Disiplin. Guru atau dosen memiliki sikap disiplin dalam setiap segala tindakan, serta mendisiplinkan peserta didik agar dapat mendongkrak kualitas pembelajaran.
- Menjadi teladan bagi peserta didik. Guru atau dosen merupakan teladan bagi peserta didik. Pribadi dan apa yang dilakukan seorang guru atau dosen akan menjadi sorotan bagi peserta didik.
- Berakhlaq mulia. Guru atau dosen mempunyai akhlak yang mulia seperti jujur, ikhlas, dan suka menolong, karena ia adalah seorang penasehat bagi peserta didik. [6]
Berdsarkan penjelasan di atas, dapat
diketahui bahwa karakteristik kompetensi personality (kepribadian) yaitu
berkaitan dengan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian mantap
dan stabil, dewasa, arif dan
bijaksana, berwibawa, sisiplin, menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhlak mulia.
[1]Muntholi’ah, Konsep Diri Positif, Penunjang
Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati, 2002), hal. 18.
[2]Mahmud
Samir Al-Munir, Guru Teladan di Bawah Bimbingan Allah, Terj. Uqinu
Attaqi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal. 25.
[3]Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), hal. 142.
[4]Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan
Praktis, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), hal. 143-148.
[5]Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan
Tenaga Kerja Kependidikan, (Bandung: Alfa Beta, 2009), hal. 33.
[6]Syaiful
Sagala, Kemampuan Profesional Guru…,
hal. 35.
No comments:
Post a Comment