Thursday, October 19, 2017

Materi Pembelajaran Tajwid

Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf), shifatul huruf (cara pengucapan huruf), ahkamul huruf (hubungan antar huruf), ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan), ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan) dan al-Khat al-Utsmani.[1]
Masalah atau materi yang dicakup dalam ilmu tajwid adalah makharij al-huruf (tempat keluar masuk), ahkam al-huruf (hubungan antarhuruf), ahkam al-maddi wa al-qasr (masalah panjang dan pendek ucapan), ahkam al-waqf wa al-ibtida (masalah memulai dan menghentikan bacaan), dan al-katt al-Utsmani (masalah bentuk tulisan mushaf Usmani).[2]
  1. Masalah tempat keluar huruf (Makhaarijul huruuf)
Suara yang keluar dari mulut adalah sebagai akibat adanya tendangan atau tekanan udara pada selaput suara. Suara apabila dikeluarkan dari sumber yang berlainan dalam rongga mulut akan menghasilkan pula bunyi yang berlainan. Bunyi suara yang keluar dari salah satu sumber itu dikenal dengan istilah huruf. Apabila huruf yang keluar itu tersusun hingga dapat dimengerti oleh orang lain maka disebutlah sebagai ucapan atau perkataan. Tempat keluar huruf yang tertentu dari rongga mulut itulah yang dalam bahasa Arab disebut Makharaj.[3]
Huruf hijaiyah asli berjumlah 29 buah dimulai dari huruf alif dan terakhi huruf ya. Makhrajal huruf hijaiyah terdapat pada 17 tempat yang terbagi dalam lima kelompok. Adapun kelima kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Kolompok al-jauf (rongga mulut)
Keseluruh rongga mulut dipenuhi oleh suara huruf, itulah makhrajaj jauf. Tiga buah huruf mad yakni alif yang sebelumnya berharkat fathah, waw mati yang sebelumnya berharkat dhammah dan ya mati yang sebelumnya berharkat kasrah, termasuk dalam makhraj ini.
b.    Kelompok al-halq (kerongkongan)
1)        Pangkal kerongkongan yakni bagian yang paling dalam mendekati pangkal dada.makhraj ini mengeluarkan bunyi hamzah dan ha.
2)        Tengah-tengah kerongkongan menghasilkan bunyi huruf ’ain dan ha.
3)        Ujung kerongkongan yaitu daerah yang paling depan mendekati pangkal mulut. Dari tempat ini mengeluarkan huruf ghayn dan kha.
c.    Kelompok al-lisaan (lidah)
1)      Pangkal lidah dengan langit-langit, mengeluarkan huruf qaf
2)      Pangkallidah agak kedepan dengan langit-langit, mengeluarkan huruf kaf
3)      Bagian tengah lidah dengan langit-langit, mengeluarkan huruf ya, syin dan jim
4)      Tepi lidah kiri atau kanan dengan gigi geraham atas memanjang dari pangkal ke arah depan, mengeluarkan huruf dhaad
5)      Tepi lidah kiri atau kanan dengan gusi atas, mengeluarkan huruf lam
6)      Ujung lidah (depan makhraj lam) dengan gusi atas, mengeluarkan huruf nun
7)      Punggung ujung lidah dengan gusi atas agak kedepan, keluar huruf ra
8)      Punggung kepala lidah dengan pangkal gigi seri atas, mengeluarkan huruf dal dan ta
9)      Ujung lidah dengan pangkal gigi atas (tidak terlalu ketat menempel), mengeluarkan huruf shaad, sin dan zai
10)  Ujung lidah dengan ujung gigi seri atas, mengeluarkan huruf zha, dzal dan tsa.

d.   Kelompok asy-syafatain (dua bibir)
1)      Perut bibir bawah dengan ujung gigi seri atas, mengeluarkan huruf fa
2)      Dua bibir dalam posisi tertutup kearah luar menghasilkan huruf mim dan kearah dalam menghasilkan huruf ba, dan dalam posisi terbuka mengeluarkan huruf waw.
e.    Kelompok al-khaysyuum (batang hidung)
Pangkal (batang) hidung dapat mengeluarkan bunyi sangau (dengung) yaitu huruf nun atau tanwin waktu di idghamkan dengan ghunnah, waktu ikhfa atau karena bertasydid demikian juga dengan huruf mim. Pada waktu-waktu tersebut, huruf nun, mim atau tanwin berpindah makhraj ke batang hidung.[4]

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa makhrajal huruf hijaiyah terbagi dalam lima kelompok, yaitu; kolompok al-jauf (rongga mulut), kelompok al-halq (kerongkongan), kelompok al-lisaan (lidah), kelompok asy-syafatain (dua bibir), dan kelompok al-khaysyuum (batang hidung).
2.         Waqaf dan Wasal
a.    Waqaf Waqaf artinya berhenti. Tanda Waqaf adalah tanda untuk menghentikan bacaan Al-Qur’an.
1)      Macam-macam cara membaca waqaf:
a)      Apabila di akhir ayat hurufnya berharakat fatah (َ), kasrah (ِ), dummah (ُ), kasrah tanwin (ٍ), atau dummah tanwin (ٌ), maka huruf terakhir dibaca sukun/mati.
b)      Apabila di akhir ayat hurufnya berharakat fathah tanwin(ً) (selain huruf ta’ marbuah), maka tanwinnya tidak dibaca tetapi diganti fatah panjang (mad)
c)      Apabila di akhir ayat hurufnya berupa ta’ marbuah (ة), maka ta’ tersebut berubah menjadi ha (ه) sukun/mati.
d)     Apabila akhir ayat berupa huruf alif atau ya dan sebelumnya berharakat fatah, maka huruf tersebut dibaca panjang.

2)      Macam-macam tanda waqaf
a)      Waqaf lazim/ م artinya harus berhenti.
b)      Waqaf jaiz/ ج artinya boleh berhenti dan boleh terus.
c)      Waqaf aula/ قلى artinya berhenti lebih utama
d)     Saktah/سكته artinya berhenti sejenak dan menahan nafas.
e)      Waqaf ta’anuq/mu’anaqah/ (... ... ) artinya berhenti pada salah satu tanda (yang pertama atau kedua) dan terus
b.    Wasal Wasal artinya terus atau menyambung bacaan. Tanda waal adalah tanda untuk meneruskan bacaan al-Qur’an.
Macam-macam tanda wasal
1)      Waqaf mamnu’/ لا artinya tidak boleh berhenti/harus terus.
2)      Waal aula/ صلى artinya terus lebih utama.[5]
3.    Bacaan ghunnah
Gunnah artinya dengung. Menurut istilah, gunnah adalah bacaan apabila ada nun atau mim yang berharakat tasydid. Cara membaca gunnah adalah dengan berdengung. Huruf gunnah ada 2 yaitu:
a.    Mim Tasydid contoh : عَمَّ يَتَسَآ لُوْنَ
b.    Nun Tasydid contoh: لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَ

4.    Al-Qamariyah dan Al-Syamsiyah
a.    Al-Qamariyah
Al-qamariyah atau alif lam qamariyah adalah al/alif lam (ال) yang bertemu langsung dengan salah satu huruf qamariyah. Huruf qamariyah ada 14 yaitu : ا-ب-ج-ح-خ-ع-غ-ف-ق-ك -م-و-ه-ي
Al qamariyah sering juga disebut ihar qamariyah. Qamariyah berarti bulan, yang terlihat jelas dalam bayangan air. Cara membaca al qamariyah suara lam sukun (“L”) jelas.
contoh bacaan al qamariyah:
1)        خَلَقْنَااْلاِنْسَانَ
2)         وَالْعَصْرِ
b.    Al-Syamsiyah
Al-syamsiyah atau alif lam syamsiyah adalah al/alif lam (ال) yang bertemu langsung dengan salah satu huruf syamsiyah. Huruf syamsiyah ada 14 yaitu : ت-ث-د-ذ-ر-ز-س-ش-ص-ض -ط-ظ-ل-ن
Al syamsiyah sering juga disebut idgam syamsiyah. Syamsiyah berarti matahari. Cara membaca al syamsiyah suara lam sukun hilang dan masuk ke dalam huruf selanjutnya/ huruf syamsiyah dibaca tasydid (rangkap). contoh bacaan al syamsiyah:
1)          وَالشَّمْسِ
2)           وَالتِّيْنِ.[6]
5.    Mad
Mad artinya memanjangkan. Menurut istilah ilmu tajwid artinya memanjangkan bacaan huruf tertentu karena sebab-sebab tertentu. Mad di bagi menjadi 2 yaitu:
a.    Mad Thabi’i/mad asli
Mad Thabi’i artinya memanjangkan bacaan disebabkan bertemu salah satu huruf mad. Mad thabi’i dibaca panjang 2 arakat atau 1 alif. Huruf mad ada 3 yaitu:
1)      Alif sukun (ا) yang didahului dengan fatah contoh : قاَلَ، اِنْساَنَ
2)      Wau sukun (وْ) yang didahului dummah, contoh : يَقُوْلُ، غَفُوْرٌ
3)      Ya sukun (يْ) yang didahului dengan kasrah, contoh : قِيْلَ، عَزِيْزٌ
b.    Mad far’i
Mad Far’i atau mad cabang adalah semua bacaan mad selain mad thabi’i. Mad far’i antara lain:
1)      Mad Wajib Muttail
Muttail artinya bersambung. Mad wajib muttail adalah mad asli yang bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kalimah (kata). Panjang bacaan mad wajib muttail adalah 4 sampai 6 harakat atau 2 sampai 3 alif. contoh : جَآءَ، سَوَآءٌ
2)      Mad Jaiz Munfail
Munfail artinya terpisah. Mad jaiz munfail adalah mad asli yang bertemu dengan huruf hamzah bukan dalam satu kalimah (kata). Contoh : وَمَآ اُنْزِلَ، فِيْهَآ اَبَداً
Panjang bacaan mad jaiz munfail ada 3 macam yaitu:
a)      1 alif atau 2 arakat, ketika membaca cepat
b)      2 alif atau 4 arakat, ketika membaca sedang
c)      21/2 alif atau 5 arakat, ketika membaca lambat.[7]

3)      Mad ‘Arid lisukun adalah bacaan panjang karena ada huruf mad bertemu dengan huruf mati yang disebabkan karena waqaf dan terjadi di akhir ayat. Contoh اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
4)      Mad ‘Iwad adalah fatah tanwin yang berada di akhir kalimah dan dibaca waqaf. Cara membacanya panjang 1 alif.
Contoh : عَلِيْماً حَكِيْماً
5)      Mad Badal adalah setiap hamzah yang dibaca panjang/hamzah bertemu dengan huruf mad. Contoh : ادَمَ، اِيْماَناً، اُوْتُوا
6)      Mad lazim Musaqqal kilmy adalah bacaan panjang karena bertemunya huruf mad dengan tasydid dalam 1 kalimah (kata). Cara membacanya panjang 4 atau 6 arakat. Contoh : وَلاَالضَّآلِّيْنَ
7)      Mad Lazim Mukhaffaf kilmy adalah bacaan panjang karena huruf mad bertemu dengan huruf mati dalam satu kalimah (kata). Cara membacanya dengan memanjangkan mad 4 arakat kemudian membaca huruf mat setelahnya dengan ringan. Contoh : آلْانَ
8)      Mad Lazim Musaqqal Harfi adalah bacaan panjang pada permulaan surah, biasanya ditandai dengan tanda alis (~) dibaca dengan berat sepanjang 3 alif. contoh :الــم
9)      Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah bacaan panjang pada permulaan surah. tandanya fathah berdiri, dibaca dengan ringan sepanjang 1 alif. contoh :طـه
10)  Mad Lin adalah mad yang terjadi pada huruf wau (و) atau ya’ (ي) sukun yang jatuh setelah harakat fathah dan dibaca waqaf. Cara membacanya boleh 1, 2, atau 3 alif. Contoh : خَيْرٌ، شَيْئٌ
11)  Mad Silah
a)      Mad Silah thawilah yaitu apabila ada ha’ dhomir () bertemu dengan dengan hamzah qata’/ hamzah yang berharakat. Panjang bacaannya adalah 4 harakat. Contoh :اِنَّهأَضْحَكَ
b)      Mad Silah Qasirah yaitu apabila ada ha’ dhomir ()terletak setelah huruf hidup. Cara membacanya panjang 2 harakat. Contoh : كُلُّه
12)  Mad Farqu adalah apabila ada hamzah bertemu dengan al ta’rif. Panjangnya 3 alif. Contoh : ءآللهُ، قُلْءَآلذَّكَرَيْنِ
13)  Mad Tamkin adalah bacaan panjang yang terjadi karena ada 2 ya’. Ya’ yang pertama berharakat kasrah dan tasydid dan ya’ yang kedua berharakat sukun. Panjang bacaannya 1 alif.
Contoh: حَيِّيْتُمْ، اَلنّبِيِّيْنَ .[8]

6.    Hukum Nun Sukun / Tanwin dan Mim Sukun
a.    Ihar
Ihar artinya jelas (terang). Cara membaca bacaan ihar, nun sukun atau tanwin harus dibaca jelas tanpa dengung.
Hukum bacaan Ihar ada 3 yaitu
1)      Ihar alqi atau sering disebut ihar saja yaitu bila ada nun sukun () atau tanwin bertemu dengan huruf alqi (huruf yang keluar dari tenggorokan) Huruf alqi ada 6 yaitu: ا-ح-خ-ع-غ-ه
Contoh : اَنْعَمْتَ، وَيَنْئَوْنَ، غَفُوْرٌ حَلِيْمِ
2)      Ihar wajib yaitu apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ya’ atau wau dalam 1 kata. contoh : فِيْ الدُّنْياَ حَسَنَةً
3)      Ihar syafawi yaitu apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf hijaiyah selain mim dan ba’.
Ihar artinya jelas. Syawfawi artinya bibir. maksudnya suara mim sukun harus jelas di bibir (tidak ditekan). Huruf Ihar syafawi ada 26 yaitu semua huruf hijaiyah kecuali mim dan ba.
Contoh :  [9].فَلَهُمْ اَجْرٌ، لَمْ يَلِدْ

b.    Ikhfa’
Ikhfa’ artinya samar-samar. Hukum Ikhfa’ ada 2 yaitu:
1)      Ikhfa’ aqiqi
Ikhfa’ aqiqi sering hanya disebut ikhfa’, yaitu apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ikhfa’. Cara membaca Ikhfa’adalah samar-samar dan berdengung. Huruf Ikhfa’ ada 15 yaitu : ت-ث-ج-د-ذ-ز-س-ش-ص-ض-ط-ظ-ف-ق-ك
Contoh:  [10].عَمَلاً صلِحاً، مِنْ شَرِّ ماَ
2)       Ikhfa’ Syafawi
Ikhfa’ syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf ba’. Contoh : مُبْتَلِيْكُمْ بِنَهَرٍ
c.    Idgam
Idgam artinya melebur/masuk. Hukum idgam ada 2 yaitu:
1)       Idgam bighunnah
Idgam artinya memasukkan, gunnah artinya dengung. Menurut istilah, idgam bigunnah adalah apabila ada nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu huruf ya’ (ي), nun (ن), mim (م), atau wau (و). Cara membaca idgam bigunnah adalah dengan memasukkan suara nun sukun/ tanwin ke dalam huruf berikutnya dengan dengung. contoh: كَعَصْفٍ مَأْكُوْلٍ، فَمَنْ يَعْمَلْ
2)      Idgham bilaghunnah
Idgam bilagunnah adalah apabila ada nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu huruf lam (ل), atau ra’ (ر). Cara membaca idgam bilagunnah adalah dengan memasukkan suara nun sukun/ tanwin ke dalam huruf berikutnya tanpa disertai dengung.
Contoh :  [11].مِنْ رَّبِّهِمْ، خَيْرٌ لَكُمْ
d.   Iqlab
Iqlab artinya membalikkan atau beralih. Iqlab yaitu apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ (ب). Cara membaca iqlab adalah dengan membalik suara nun sukun /tanwin menjadi suara mim sukun. Contoh : مِنْ بَعْدِهِمْ، عَوَانٌ بَيْنَ .[12]

e.    Qalqalah
Qalqalah artinya memantul. bacaan qalqalah adalah apabila ada huruf qalqalah yang dibaca sukun. Huruf qalqalah ada 5 yaitu : ق،ط،ب،ج،د Bacaan qalqalah ada 2 macam yaitu:
1)      Qalqalah sughra, yaitu qalqalah kecil (tipis membacanya). Qalqalah sughra adalah qalqalah yang ada ditengah kalimah. Huruf qal-qalah asli berharakat sukun/mati. Contoh : اَجْرٌ، مَطْلَعِ، وَرَزَقْناَهُمْ، وَابْتَغِ
2)      Qalqalah Kubra, yaitu qalqalah besar (tebal membacanya). Qalqalah Kubra adalah qalqalah yang ada di akhir kalimah. Huruf qalqalah dibaca sukun karena berhenti/waqaf. Contoh :
اَللهُ الصَّمَدُ خَلَقَ الْاِنْساَنَ مِنْ عَلَقٍ .[13]

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat diketahi bahwa materi yang diajarkan dalam pemebelajaran tajwid diantaranya adalah tentang waqaf dan wasal, bacaan ghunnah, al-Qamariyah dan al-Syamsiyah, mad, hukum nun sukun/ Tanwin dan mim sukun, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan ilmu tajwid dalam membaca al-Qur’an.
Dengan diajarkannnya materi-materi tersebut serta dipraktekkan langsung dalam membacanya, maka bacaan al-Qur’an seseorang akan baik dan benar menurut aturan baca sebagaimana yang telah di atur cara bacanya dalam ilmu tajwid. Tanpa mengetahui ilmu tersebut, maka seseorang tidak dapat membaca    al-Qur’an dengan baik dan benar. Oleh sebab itu, agar tidak tersalah dalam membaca al-Qur’an, maka mesti dipelajari dan diajarkan kepada anak-anak didik tentang ilmu tajwid.




[2]A. Nawawi Ali, Pedoman Membaca…, hal. 23.

[3] Ibid, hal. 45.

[4] Ibid, hal. 47-49

[5] Tim Bina Karya Guru, Bina Belajar Al-Qur’an Hadits, (Jakarta, Erlangga, 2009), hal. 23-30.

[6] Ibid, hal. 37-41.

[7] Ibid, hal. 103-107

[8] Ibid, hal. 77-84.

[9] Ibid, hal. 46-53.

[10] Ibid, hal 59-60.

[11] Ibid, hal 99-104.

[12] Ibid, hal 109-110.

[13] Ibid, hal. 56-57.

No comments:

Post a Comment