Thursday, October 26, 2017

Kepribadian Mahasiswa

Para ahli sepakat bahwa untuk mengetahui perkembangan psikologis, maka harus menggunakan hal-hal yang bersifat psikologis sebagai landasannya. Dalam masa perkembangan, Ahmadi dan Sholeh menyatakan bahwa dari fase satu ke fase lain individu mengalami masa-masa kegoncangan. Kegoncangan psikis yang dialami individu umumnya terjadi dua kali, yaitu pada tahun ketiga atau keempat dan pada permulaan masa pubertas. Berdasarkan pendapat tersebut perkembangan individu dapat digambarkan dalam periodesasi berikut:
  1. Masa kanak-kanak, dari lahir sampai masa kegoncangan pertama
  2. Masa keserasian Sekolah, dari masa kegoncangan pertama sampai masa kegoncangan ke dua
  3. Masa kematangan, dari masa kegoncangan ke dua sampai akhir masa remaja. Usia remaja tidak dapat ditentukan secara pasti, tetapi umumnya sekitar usia 21 tahun.[1]
Adapun perkembangan individu dari sejak lahir hingga dewasa menurut Ahmadi dan Sholeh dapat digambarkan sebagai berikut:
  1. Masa usia pra-sekolah, yaitu sekitar umur 0-6 tahun
  2. Masa usia sekolah dasar, yaitu sekitar umur 6-12 tahun
  3. Masa usia sekolah menengah, yaitu sekitar umur 12-19 tahun.
  4. Masa usia mahasiswa, yaitu sekitar umur 18-25 tahun.[2]
Hurlock berpendapat bahwa rentang kehidupan dibagi menjadi sepuluh tahap yang masing-masing memiliki pola perkembangan dan perilaku tertentu walaupun tidak semua individu melewati setiap tahap secara normal. Masing-masing tahap mempunyai masalah yang harus diatasi sebelum individu masuk ke tahap berikutnya. Kegagalan dalam mengatasi masalah akan berakibat pada kekurangmatangan dan penyesuaian diri yang buruk. Tahap-tahap tersebut adalah:
  1. Periode prenatal (masa dalam kandungan)
  2. Masa bayi yang baru lahir (0-14 hari)
  3. Masa bayi (14 hari-2 tahun)
  4. Masa kanak-kanak awal (2-6 tahun)
  5. Masa kanak-kanak akhir (6-12 tahun)
  6. Masa puber/praremaja (12-14 tahun)
  7. Masa remaja (14-18 tahun)
  8. Masa dewasa awal (18-40 tahun)
  9. Masa dewasa madya/pertengahan (40-60 tahun)
  10. Masa tua/usia lanjut (60-meninggal).[3]
Mengacu pada tahap perkembangan yang dipaparkan oleh Hurlock, dapat diidentifikasi bahwa usia mahasiswa termasuk pada periode dewasa awal yang terdapat pada rentang umur antara 18-40 tahun. Menurut Hurlock, masa dewasa awal merupakan masa dimana terjadi penurunan perubahan fisik maupun psikologis. Masa ini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola kehidupan baru dan harapanharapan sosial baru.[4]
Senada dengan penggolongan tersebut, Ahmadi dan Sholeh mengemukakan bahwa usia mahasiswa yang berkisar antara 18-25 tahun digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal. Mereka juga mengungkapkan, proses pematangan biologis-fisiologis semakin melambat dan pada akhirnya mencapai taraf kematangan. Bersamaan dengan kematangan biologis-fisologis tersebut, penemuan pendirian hidup semakin mantap. Beberapa ahli menggambarkan ini sebagai proses penemuan identitas diri, yaitu diri sebagai penemu dan pelaksana nilai-nilai tertentu.[5]
Tugas perkembangan pada usia mahasiswa adalah pemantapan pendirian hidup. Maksudnya ialah pengujian lebih lanjut tentang pendirian hidup serta penyiapan diri dengan bekal kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merealisasikan pendirian hidup yang telah dipilihnya. Pengujian sangat penting karena pencapaian pendirian hidup dengan bentuk pasti jarang terjadi. Pengujian pendirian hidup usia mahasiswa dilakukan dengan berbagai kontak sosial dalam berbagai kesempatan. Dengan melakukan kontak sosial, terjadi perubahan secara berkala dari sikap hidup yang idealis menuju sikap hidup yang realistis, namun tidak berarti bahwa usia mahasiswa tidak memiliki idealisme. Mahasiswa umumnya memiliki idealisme yang cukup besar namun merupakan idealisme yang realistik yaitu yang dapat dijelmakan ke dalam tindakan.[6]
Selain itu, tugas perkembangan pada masa dewasa awal, dipusatkan pada harapan-harapan masyarakat yang mencakup mendapatkan pekerjaan, memilih teman hidup, belajar hidup bersama suami/istri membentuk keluaraga, membesarkan anak-anak, mengelola rumah tangga, menerima tanggung jawab sebagai warga negara dan menggabungkan diri pada kelompok sosial yang cocok.[7]
Dari itu, dapat diambil kesimpulan bahwa usia mahasiswa merupakan usia dewasa awal. Adapun tugas perkembangan yang harus dilakukan mahasiwa pada periode ini adalah menemukan identitas diri, mulai memikirkan masa depan yang menyangkut bidang pekerjaan, berkeluarga maupun bermasyarakat, mulai menyesuaikan dengan pola kehidupan dan harapan-harapan sosial yang baru dan mulai mempersiapkan diri untuk menerima tanggung jawab di lingkungan keluarga, lingkungan pekerjaan serta lingkungan masyarakat.



[1]Ahmad Ahmadi dan Shaleh  Munawar, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 33.
[2]Ahmad Ahmadi dan Shaleh  Munawar , Psikologi…, hal. 34.
[3]Hurlock, E. B, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Diterjemahkan oleh: Iswidayanti dan Soedjarwo, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 14-15.
[4]Hurlock, E. B, Psikologi Perkembangan…, hal. 246.
[5]Ahmad Ahmadi dan Shaleh  Munawar, Psikologi…, hal. 45-48.
[6]Ahmad Ahmadi dan Shaleh  Munawar, Psikologi…, hal. 45-48.
[7]Hurlock, E. B, Psikologi Perkembangan…, hal. 252.

No comments:

Post a Comment