Para
ahli sepakat bahwa untuk mengetahui perkembangan psikologis, maka harus
menggunakan hal-hal yang bersifat psikologis sebagai landasannya. Dalam masa
perkembangan, Ahmadi dan Sholeh menyatakan bahwa dari fase satu ke fase lain
individu mengalami masa-masa kegoncangan. Kegoncangan psikis yang dialami
individu umumnya terjadi dua kali, yaitu pada tahun ketiga atau keempat dan
pada permulaan masa pubertas. Berdasarkan pendapat tersebut perkembangan
individu dapat digambarkan dalam periodesasi berikut:
- Masa kanak-kanak, dari lahir sampai masa kegoncangan pertama
- Masa keserasian Sekolah, dari masa kegoncangan pertama sampai masa kegoncangan ke dua
- Masa kematangan, dari masa kegoncangan ke dua sampai akhir masa remaja. Usia remaja tidak dapat ditentukan secara pasti, tetapi umumnya sekitar usia 21 tahun.[1]
Adapun
perkembangan individu dari sejak lahir hingga dewasa menurut Ahmadi dan Sholeh
dapat digambarkan sebagai berikut:
- Masa usia pra-sekolah, yaitu sekitar umur 0-6 tahun
- Masa usia sekolah dasar, yaitu sekitar umur 6-12 tahun
- Masa usia sekolah menengah, yaitu sekitar umur 12-19 tahun.
- Masa usia mahasiswa, yaitu sekitar umur 18-25 tahun.[2]
Hurlock
berpendapat bahwa rentang kehidupan dibagi menjadi sepuluh tahap yang
masing-masing memiliki pola perkembangan dan perilaku tertentu walaupun tidak
semua individu melewati setiap tahap secara normal. Masing-masing tahap
mempunyai masalah yang harus diatasi sebelum individu masuk ke tahap
berikutnya. Kegagalan dalam mengatasi masalah akan berakibat pada
kekurangmatangan dan penyesuaian diri yang buruk. Tahap-tahap tersebut adalah:
- Periode prenatal (masa dalam kandungan)
- Masa bayi yang baru lahir (0-14 hari)
- Masa bayi (14 hari-2 tahun)
- Masa kanak-kanak awal (2-6 tahun)
- Masa kanak-kanak akhir (6-12 tahun)
- Masa puber/praremaja (12-14 tahun)
- Masa remaja (14-18 tahun)
- Masa dewasa awal (18-40 tahun)
- Masa dewasa madya/pertengahan (40-60 tahun)
- Masa tua/usia lanjut (60-meninggal).[3]
Mengacu
pada tahap perkembangan yang dipaparkan oleh Hurlock, dapat diidentifikasi
bahwa usia mahasiswa termasuk pada periode dewasa awal yang terdapat pada
rentang umur antara 18-40 tahun. Menurut Hurlock, masa dewasa awal merupakan
masa dimana terjadi penurunan perubahan fisik maupun psikologis. Masa ini
merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola kehidupan baru dan
harapanharapan sosial baru.[4]
Senada
dengan penggolongan tersebut, Ahmadi dan Sholeh mengemukakan bahwa usia
mahasiswa yang berkisar antara 18-25 tahun digolongkan pada masa remaja akhir
sampai masa dewasa awal. Mereka juga mengungkapkan, proses pematangan
biologis-fisiologis semakin melambat dan pada akhirnya mencapai taraf
kematangan. Bersamaan dengan kematangan biologis-fisologis tersebut, penemuan
pendirian hidup semakin mantap. Beberapa ahli menggambarkan ini sebagai proses
penemuan identitas diri, yaitu diri sebagai penemu dan pelaksana nilai-nilai
tertentu.[5]
Tugas
perkembangan pada usia mahasiswa adalah pemantapan pendirian hidup. Maksudnya
ialah pengujian lebih lanjut tentang pendirian hidup serta penyiapan diri
dengan bekal kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merealisasikan
pendirian hidup yang telah dipilihnya. Pengujian sangat penting karena
pencapaian pendirian hidup dengan bentuk pasti jarang terjadi. Pengujian
pendirian hidup usia mahasiswa dilakukan dengan berbagai kontak sosial dalam
berbagai kesempatan. Dengan melakukan kontak sosial, terjadi perubahan secara
berkala dari sikap hidup yang idealis menuju sikap hidup yang realistis, namun
tidak berarti bahwa usia mahasiswa tidak memiliki idealisme. Mahasiswa umumnya
memiliki idealisme yang cukup besar namun merupakan idealisme yang realistik
yaitu yang dapat dijelmakan ke dalam tindakan.[6]
Selain
itu, tugas perkembangan pada masa dewasa awal, dipusatkan pada harapan-harapan
masyarakat yang mencakup mendapatkan pekerjaan, memilih teman hidup, belajar
hidup bersama suami/istri membentuk keluaraga, membesarkan anak-anak, mengelola
rumah tangga, menerima tanggung jawab sebagai warga negara dan menggabungkan
diri pada kelompok sosial yang cocok.[7]
Dari
itu, dapat diambil kesimpulan bahwa usia mahasiswa merupakan usia dewasa awal.
Adapun tugas perkembangan yang harus dilakukan mahasiwa pada periode ini adalah
menemukan identitas diri, mulai memikirkan masa depan yang menyangkut bidang
pekerjaan, berkeluarga maupun bermasyarakat, mulai menyesuaikan dengan pola
kehidupan dan harapan-harapan sosial yang baru dan mulai mempersiapkan diri
untuk menerima tanggung jawab di lingkungan keluarga, lingkungan pekerjaan
serta lingkungan masyarakat.
[1]Ahmad
Ahmadi dan Shaleh Munawar, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2005), hal. 33.
[2]Ahmad
Ahmadi dan Shaleh Munawar , Psikologi…, hal. 34.
[3]Hurlock,
E. B, Psikologi Perkembangan: Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Diterjemahkan oleh: Iswidayanti dan
Soedjarwo, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 14-15.
[4]Hurlock,
E. B, Psikologi Perkembangan…, hal.
246.
[5]Ahmad
Ahmadi dan Shaleh Munawar, Psikologi…, hal. 45-48.
[6]Ahmad
Ahmadi dan Shaleh Munawar, Psikologi…, hal. 45-48.
[7]Hurlock,
E. B, Psikologi Perkembangan…, hal.
252.
No comments:
Post a Comment