Friday, October 20, 2017

Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak

          KELUARGA merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi seseorang anak, dan orang tua sebagai kuncinya. Seperti halnya sekolah, keluarga juga merupakan tempat belajar bagi anak-anak. Dari sejak lahir hingga dewasa, mereka akan belajar dan mendapatkan pendidikan informal, di mana orang tua dan anggota keluarga yang lain menjadi guru-gurunya. Penguatan peran keluarga dalam pendidikan anak menjadi hal yang sangat penting, karena keluarga dapat mengajarkan hal-hal yang tidak didapatkan di sekolah. Pendidikan dalam lingkungan keluarga harus dilakukan secara baik dan maksimal, karena masa anak-anak adalah masa membangun pondasi yang kuat untuk membangun karakter dan  menopang ilmu anak hingga dewasa kelak. Pendidikan dalam keluarga terutama berperan dalam pengembangan watak, kepribadian, nilai-nilai budaya, nilai-nilai keagamaan dan moral, serta keterampilan sederhana. Pendidikan dalam konteks ini mempunyai arti pembudayaan, yaitu proses sosialisasi dan inkulturasi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk mengantar anak agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak luhur, tangguh, mandiri, kreatif, inovatif, beretos kerja, setia kawan dan lain sebagainya.           
Mewujudkan keberhasilan keluarga dalam pendidikan anak, perlu dibangun keluarga yang harmonis atas dasar sistem interaksi yang kondusif dicirikan dengan keterlibatan orang tua yang hangat dalam mengasuh dan mendidik anak sehingga anak-anak akan memiliki figur yang memiliki hubungan emosional lebih kuat dengan orang tuanya. Jika orang tua sering bertemu dan berdialog dengan anak, anak akan menghormati orang tuanya. Semakin besar dukungan orang tua terhadap anaknya, semakin tinggi perilaku positif anak. Bahkan suasana keluarga yang kondusif tersebut akan mampu menghasilkan warga negara yang baik pula.
Namun dalam kenyataannya, tidak semua keluarga dalam hal ini orang tua dapat melaksanakan peranannya dengan baik. Kenyataan tersebut dilatar belakangi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu faktor pekerjaan. Orang tua lebih sering berada di luar rumah karena kesibukannya dalam bekerja, menjadikan perhatian dan kasih sayang pada anak berkurang.
Suatu keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat universal dan multi fungsional, fungsi pengawasan, sosial, keagamaan, pendidikan, pelindungan dan reaksi dilakukan oleh keluarga terhadap para anggotanya. Akibat proses industrialisasai, urbanisasi dan sekularisasi maka keluarga dalam masyarakat modern kehilangan sebagian fungsi-fungsi tersebut diatas.
Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang fungsi yang terpenting terhadap anaknya, sejak anaknya dilahirkan, obulah yang selalu disampingnya, ibulah yang memberi makan dan minum, memelihara dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak. Itulah sebabnya banyak anak yang lebih mencitai ibunya daripada bapaknya.
Pendidikan seorang ibu terhadap anak merupakannya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anaknya. Sebagian orang mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa sesuai dengan fungsi dan tugas ibu sebagai anggota keluarga dalam pendidikan anak-anaknya yaitu sebagai berikut:
1.      Sumber dan pemberi rasa kasih sayang.
2.      Pengasuh dan pemelihara.
3.      Tempat mencurahkan isi hati.
4.      Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
5.      Pembimbing hubungan pribadi.
6.      Pendidik dalam segi emosional.
Disamping seorang ibu, ayahpun memegang fungsi yang penting pula. Anak memandang ayahnya sebagai orang tertinggi gensinya atuau prestisenya. Kegitan ayah terhadap peerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada anak-anaknya, apalagi bagi anak yang sudah remaja atau dewasa.
Ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah dapat dikemukakan bahwa ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai berikut:
1.      Sumber kekuasaan didalam keluarga.
2.      Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar.
3.      Pemberi perasaan aman dalam keluarga
4.      Pelindung terhadap ancaman dari luar
5.      Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan.
6.      Pendidik dalam segi rasional.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga adalah memelihara, merawat melindungi anak-anak dalam proses sosialisasinya agar mereka mamppu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Hubungan antara anggota keluarga dijiwai suasana afeksi, atau kasihsayang dan rasa tanggung jawab. (Sudin Mahmud, 1992:28)
Pembentukan karakter warga negara yang baik pada anak usia dini sangat mendasar. Usia dini merupakan masa emas perkembangan yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas di masa dewasanya (Soedarsono, 2010: 1). Pembentukan karakter anak pada periode ini akan memiliki dampak yang akan bertahan lama terhadap pembentukan moral anak. Kegagalan penanaman karakter pada usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak (Megawangi, 2004: 23). Pendidikan karakter pada anak usia dini adalah strategi investasi manusia yang tepat dimana efek kelanjutan dari langkah tersebut terlihat bahwa "kemampuan sosial dan emosi pada masa anak-anak akan mengurangi perilaku yang beresiko, seperti konsumsi alkohol yang merupakan salah satu penyebab utama masalah kesehatan sepanjang masa; perkembangan emosi dan sosial pada anak-anak juga dapat meningkatkan kesehatan manusia selama hidupnya, misalnya reaksi terhadap tekanan (stress), yang akan berdampak langsung pada proses penyakit; kemampuan emosi dan sosial yang tinggi pada orang dewasa yang memiliki penyakit dapat membantu meningkatkan perkembangan fisiknya." (Jan Wallander dalam Nurhafidzhah, 2010: 288).
Dalam upaya membentuk warga negara yang baik maka setiap keluarga harus menyadari bahwa awal masa depan anak tercipta dalam keluarga melalui pendidikan karakter yang konsisten dan berkesinambungan. Keluarga yang mengabaikan fungsi ini dapat mengakibatkan dampak yang sangat besar pada masa depan anak maka perlu sekiranya direvitalisasi kesadaran orang tua dalam memainkan peranan mendidik anak dalam keluarga, oleh karena dengan kebersamaan dan keterlibatannya dengan mereka, anak-anak senantiasa bertemu dan berinteraksi dan ditentukan pula kehidupannya.

Keluarga Yang Harmonis Mempengaruhi Pendidikan Anak
Keluarga yang kurang harmonis dapat menyebabkan anak tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, karena ini disebabkan oleh kurangnya perhatian dari orang tua, karena kesibukan orang tua, pertengkaran orang tua dihadapan anaknya sehingga keinginan anak untuk mengembangkan bakatnya akan terhambat yang secara otomatis perkembangan anak juga terhambat. Karena lingkungan yang baik dan afektif akan berpengaruh positif terhadap pribadi anak. Maka perkembangan anak baik jika lingkungan juga baik.
Keharmonisan keluarga ditentukan oleh tiga hal, yaitu:
1.      Masing-masing anggota keluarga meletakkan pada fungsi dan kedudukannya.
2.      Adanya musyawarah dalam memecahkan masalah.
3.      Adanya kasih sayang antar anggota keluarga keluarga secara timbal balik.
Keutuhan dalam struktur keluarga menjadi salah satu kunci keharmonisan keluarga. Jika salah satu tidak ada, misalnya tidak lengkapnya orangtua atau tidak adanya anak, akan berpengaruh pada keharmonisan keluarga. Hal tersebut diatas akan diperkuat dengan kondisi ekonomi yang selalu berada dalam keadaan kekurangan, kebutuhan-kebutuhan primer sehari-hari belum sepenuhnya terpenuhi mengingat rendahnya pendapatan yang mereka peroleh

Kerjasama Orangtua Dan Guru Dalam Mendidik Anak
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjabaran diatas adalah:
1.      Meningkatkan disiplin belajar dan beragama pada anak.
Disiplin adalah latihan watak dan batin denganmaksud sebagai perbuatannya selalu mentaati tata tertib. Atau ketaan pada peraturan dan tata tertib.(Wjs, 1984:254). Seorang yang disiplin dalam belajar adala seseorang yang mampu menjalankan proses belajarnya dengan baik., yaitu sesuai dengan waktu, tertib administrasi dan perlengkapan belajar, serta mampu mengaktualitaskan ilmu yang didapat melalui guru dalam kehidupannya sehari-hari.
2.      Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada anak
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan masa depan anak adalah perlunya bimbingan dan penyuluhan melalui kegiatan pendidikan agama. Bimbingan dan penyuluhan adalah suatu tuntunan yang mengandung pengertian memberikan bantuan dan pertolongan untuk menentukan arah yang dipilih dan disepakati oleh individu tersebut agar dapat terhindar dan terlepas dari kesulitan yang dihadapi serta masalah yang dihadapi bisa dipecahkan.

Kesimpulan
Dalam sejarah perkembangan lembaga pendidikan, dijelaskan bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan paling tua, dapat dikatakan bahwa lahirnya keluarga sebagai lembaga pendidikan sejak adanya manusia, dimana orang tua yakni ayah dan ibu sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik, karena pendidikan dimulai sejak adanya manusia.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan :
1.   Keluarga merupakan masyarakat pendidikan pertama yang bersifat alamiah karena pertama, dan keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
2. Suatu keluarga terbentuk melalui perkawinan yang merupakan institusi sosial yang bersifat universal dan multi fungsional, fungsi pengawasan, sosial, keagamaan, pendidikan, perlindungan dan rekreasi.
3. Fungsi keluarga adalah memelihara, merawat dan melindungi anak-anak dalam proses spesialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
4.   Keluarga merupakan unit yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup bermasyarakat, peranan keluarga diantaranya adalah: sebagai pelindung, unit sosial ekonimi, menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan dan wadah untuk mempelajari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan perkembangan kepribadian anak.
5.   Keluarga yang kurang harmonis dapat mempengaruhi pendidikan anak karena beberapa faktor tertentu dan keharmonisan keluarga itu ditentukan oleh:


No comments:

Post a Comment